• Kabar Desa

Mendes Yandri Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur Lewat Program TEKAD

M. Habib Saifullah | Senin, 22/12/2025 01:37 WIB
Mendes Yandri Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur Lewat Program TEKAD Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto (Foto: Humas Kemendes PDT)

SURABAYA - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menargetkan ekonomi Indonesia Timur tumbuh pesat sehingga kesenjangan semakin kecil. Salah satunya dilaksanakan melalui Program Teknologi Kampung Terpadu (TEKAD) yang digagas sejak 2020 dan berlanjut sampai Desember 2026.

"Kita menargetkan dari Program TEKAD ini ada peningkatan ekonomi baik skalanya rumah tangga atau perusahaan seperti BUMDesa," kata Mendes Yandri saat membuka Workshop Nasional Evaluasi Program TEKAD 2025 di Vasa Hotel Surabaya, Minggu (21/12/2025).

Salah satu yang disasar dalam waktu dekat adalah peningkatan jumlah Kopi Bajawa daerah Ngada NTT yang akan diekspor ke pasar internasional. Rencananya peningkatan ini dalam angka besar yakni dari 5 Ton menjadi 10 Ton.

Selain produk tersebut, desa atau kampung di 9 provinsi yang disasar ini juga dibangun berdasarkan potensi masing-masing. Baik wisata atau hasil bumi setiap desa merupakan penentu arah gerak pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini penting dan ditegaskan Mendes Yandri di berbagai kesempatan.

"Inti pokoknya kita tidak menyeragamkan semua desa satu produk enggak. Tapi kita utamakan sesuai potensi desa itu menjadi keunggulan mereka," tegasnya.

Provinsi yang merupakan lokasi sasaran Program TEKAD adalah NTT, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Dalam memajukan wilayah tersebut, Kemendes PDT tidak bekerja secara tunggal namun berkolaborasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) disertai fasilitator TEKAD dan masyarakat setempat.

Banyak bantuan telah disalurkan di antaranya demplot ke 366 desa dan kampung sasaran dengan nominal masing-masing Rp100 juta, Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) di 50 BUMDesa senilai Rp20M, investment fund di 18 BUMDesa dengan masing-masing bantuan Rp350 juta, dan pelatihan-pelatihan sesuai kesepakatan bersama Pemerintah RI dan IFAD.

Keberadaan program dan seluruh aktor yang berkecimpung di dalamnya tidak lepas dari evaluasi setiap tahun seperti yang dilakukan hari ini dihadiri Dirjen PEI Tabrani dan Kepala BPSDM Agustomi Masik. Sebelumnya, digelar juga sidang pleno capaian kinerja komponen terkait pemberdayaan ekonomi desa dan kemitraan untuk pengembangan ekonomi desa. Selain itu juga fokus pada tata kelola organisasi dan inovasi, pembelajaran, dan pengembangan kebijakan.