• News

Wamendikdasmen: Mutu Pendidikan Harus Dipahami Tak Sekadar Sebagai Pemenuhan Administrasi

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 20/12/2025 20:05 WIB
Wamendikdasmen: Mutu Pendidikan Harus Dipahami Tak Sekadar Sebagai Pemenuhan Administrasi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) tahun 2025, di Bekasi, Kamis (Foto: Ist/Kemendikdasmen)

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat mengatakan mutu pendidikan harus dipahami tidak sekadar sebagai pemenuhan administrasi, melainkan sebagai muara dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan diseminasi kebijakan pendidikan nasional.

Hal tersebut diutarakan Wamendikdasmen Atip Latipulhayat saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) tahun 2025, di Bekasi, Kamis (18/12).

Dalam kesempatan itu, Wamen Atip menyampaikan dua elemen utama dalam sebuah penguatan mutu pendidikan. Pertama, kekhasan atau karakter yang menjadi sebuah identitas dan keunggulan sistem pendidikan Indonesia. Kedua, peningkatan berkelanjutan (improvement).

“Peningkatan dan penguatan mutu pendidikan tidak akan terwujud tanpa melalui proses perbaikan dan peningkatan yang dilakukan secara konsisten. Hasil dari mutu tersebut juga dapat terlihat apabila adanya indikator peningkatan pertumbuhan, penguatan karakter, dan peningkatan capaian pembelajaran secara nyata,” ungkap Wamendikdasmen, Atip Latipulhayat. 

Wamen Atip berharap, perwujudan Pendidikan Bermutu untuk Semua ke depan tidak hanya dimaknai sebagai perluasan akses dan pemerataan layanan, namun juga menjadi karakter atau identitas pendidikan Indonesia yang menunjukkan peningkatan kualitas secara berkelanjutan.

Delapan profil karakter peserta didik juga diharapkan tidak berhenti sebagai konsep normatif, melainkan menjadi ciri pembeda dari sistem pendidikan Indonesia.

“Melalui Rakor ini saya berharap komitmen mutu pendidikan menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan, program, dan instrumen yang dikembangkan. Sehingga sistem pendidikan nasional tidak hanya inklusif, tapi juga bermutu, serta berdaya saing,” ujar Wamen Atip.

Sementara itu, Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menilai bahwa Rakor BSKAP ini menjadi momentum strategis meneguhkan peran BSKAP sebagai arsitek mutu pendidikan nasional. Kehadiran Wamendikdasmen Atip dalam kegiatan ini menurutnya memperkuat dukungan terhadap agenda strategis BSKAP di tahun mendatang, khusunya perumusan grand design kebijakan mutu pendidikan nasional.

Toni menambahkan, secara umum capaian kinerja BSKAP tahun 2025 telah menunjukkan hasil yang positif. Hal tersebut dijelaskannya terlihat dari seluruh program prioritas yang direncanakan telah terlaksana dengan baik, dengan disertai kinerja anggaran yang optimal. Capaian ini baginya merupakan cerminan dari hasil perencanaan yang matang, disiplin pelaksanaan, serta soliditas kolaborasi antarunit kerja.

“Dalam Rakor ini kami akan membahas tiga hal utama, yakni evaluasi pelaksanaan program dan anggaran tahun anggaran 2025, dilanjutkan dengan penyelarasan visi, strategi, dan program prioritas BSPAP tahun 2026, serta penguatan partisipasi semesta dalam mendukung terwujudnya pendidikan yang bermutu dan inklusif bagi seluruh masyarakat,” papar Toni.

Lebih lanjut, Toni memaparkan bahwa dalam Rakor ini turut membahas rencana pemutakhiran dan evaluasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai persiapan Sensus Pendidikan tahun 2026.

“Capaian kinerja tahun 2025 diharapkan menjadi modal strategis dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran tahun 2026. BSKAP terus berkomitmen untuk menjaga konsistensi kinerja, memperkuat sinergi lintas unit, serta memastikan seluruh regulasi bermuara pada satu tujuan utama, yaitu mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” tutup Toni.