JAKARTA - Surat Ar-Rahman menjadi salah satu surat yang paling dikenal dan banyak dibaca oleh umat Islam. Surat ke-55 dalam Al-Qur`an ini sering digambarkan sebagai “pengantin Al-Qur’an” karena keindahan bahasanya, kandungan hikmahnya, serta pengulangan ayat “فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ” (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang menguatkan pesan refleksi bagi manusia.

Surat yang turun di Madinah ini memuat gambaran tentang rahmat Allah, penciptaan bumi dan langit, nikmat kehidupan, hingga gambaran balasan bagi orang beriman dan bagi pendosa.

Bacaan Surat Ar-Rahman bukan hanya memberi ketenangan spiritual, tetapi mengajak pembaca menghitung nikmat Tuhan dan memperbaiki cara pandang hidup.

Para ulama menjelaskan bahwa Surat Ar-Rahman mengajak hamba untuk merenungkan betapa besar rahmat Allah—bahkan pada hal-hal yang sering dilupakan manusia. Allah berfirman:

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)

Ayat ini diulang 31 kali, menegaskan betapa banyak nikmat Allah yang sering tidak disadari. Mengulanginya dalam bacaan bukan sekadar retorika, tetapi seruan kuat untuk bersyukur dan sadar diri.

Sejumlah riwayat menyebutkan keutamaan membaca surat ini, salah satunya sebagai bentuk penghapusan kekhawatiran, ketegangan hati, dan sumber ketenangan.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berkata tentang pembacaan Al-Qur’an yang memberikan syafaat, dan ulama mengumpulkan Surat Ar-Rahman dalam daftar surat penuh pengingat nikmat dan rahmat Allah.