• News

Wamendikdasmen: Kolaborasi Multipihak Kunci Percepatan SDM Unggul di Era Digital

Agus Mughni Muttaqin | Jum'at, 05/12/2025 16:15 WIB
Wamendikdasmen: Kolaborasi Multipihak Kunci Percepatan SDM Unggul di Era Digital Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq menjadi narasumber dalam Roundtable Discussion bertema Peningkatan SDM Unggul Melalui Kolaborasi Multipihak di Era Digital yang diselenggarakan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI di Jakarta, Kamis (Foto: Kemendikdasmen)

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyampaikan bahwa penguatan kolaborasi multipihak merupakan prasyarat utama untuk mempercepat lahirnya sumber daya manusia unggul di era digital.

Hal tersebut Wamendikdasmen sampaikan saat menjadi narasumber dalam Roundtable Discussion bertema “Peningkatan SDM Unggul Melalui Kolaborasi Multipihak di Era Digital” yang diselenggarakan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI di Jakarta, Kamis (4/12).

Wamendikdasmen menuturkan jika sampai saat ini, lebih dari 257 ribu sekolah telah menerima perangkat Interactive Flat Panel (IFP) sebagai bagian dari program digitalisasi pembelajaran nasional. Tahun depan, distribusinya ditargetkan capai satu juta unit ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Menurut Wamen Fajar, kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden untuk mempercepat transformasi pembelajaran secara digital. “Presiden ingin transformasi pembelajaran digital. Pembagian perangkat ini adalah bagian dari revolusi pembelajaran, bukan sekadar kegiatan distribusi,” tegasnya.

Wamen Fajar juga menyampaikan jika IFP dibekali dengan aplikasi Rumah Pendidikan, platform terintegrasi yang menyatukan ratusan aplikasi pendidikan dalam satu ekosistem.

“Sebelum Rumah Pendidikan diluncurkan, ada lebih dari 900 aplikasi pendidikan yang membebani guru. Kini kita mengintegrasikannya dalam satu pintu yakni ruang guru, ruang murid, ruang sekolah, ruang pemerintah, ruang orang tua, hingga ruang mitra. Inilah fondasi kolaborasi pendidikan masa depan,” kata dia.

Untuk melengkapi ekosistem digital, pemerintah juga sedang memperluas pelatihan guru dan mulai menerapkan pembelajaran coding serta kecerdasan buatan (AI) di jenjang SD, SMP, dan SMA. Fajar menyebut bahwa coding dan AI akan menjadi mata pelajaran wajib dalam waktu dekat.

“Negara-negara seperti Tiongkok dan Singapura sudah mewajibkan coding dan AI di pendidikan dasarnya. Kita harus memastikan anak-anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap kompetensi masa depan,” ujarnya.

Menutup pemaparannya, Fajar menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan melalui kerja sama lintas sektor.

“Transformasi digital bukan hanya urusan pemerintah. Dunia usaha, komunitas, orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah harus terlibat. Hanya dengan bekerja bersama kita bisa memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan pembelajaran terbaik,” pungkasnya.