Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto saat memberi keterangan pers di Jakarta, Kamis (Foto: Vaza/Katakini)
JAKARTA - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyampaikan bahwa pemerintah terus memantau kondisi desa-desa yang terdampak bencana banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Ia menyebut sebagian wilayah mengalami kerusakan ekstrem, termasuk beberapa desa yang hilang karena berubah menjadi aliran sungai.
“Jadi kita sampai hari ini terus memantau, memvalidasi data untuk daerah terkena atau terdampak bencana banjir di Aceh, Sumatra Utara maupun Sumatra Barat di mana sebagian besar ada desa dan bahkan ada beberapa desa yang hilang, karena yang awalnya desa menjadi arus utama sungai,” ujar Mendes Yandri pada Kamis (4/12) di Jakarta.
Ia menyampaikan bahwa Kementerian Desa akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten, untuk merumuskan pemulihan wilayah terdampak.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga yang lain termasuk pemerintah daerah apakah itu gubernur maupun bupati, untuk kita merumuskan bagaimana supaya desa yang hilang atau desa yang terdampak sangat berat, sedang maupun sangat berat itu bisa segera pulih kembali,” kata Mendes PDT.
Mantan Wakil Ketua MPR RI juga menyebut bahwa arahan Presiden telah sangat jelas agar seluruh kekuatan dikerahkan dalam penanganan darurat.
Di internal Kemendes, penggalangan donasi untuk bantuan terus dilakukan dan rencana kunjungan lapangan sedang disiapkan, terutama untuk desa-desa yang terdampak paling parah. Mendes Yandri menyampaikan duka cita kepada masyarakat yang menjadi korban bencana.
“Tentu kami sangat berbelasungkawa, ikut sedih dan kita insya Allah berdoa supaya kita hadapi dengan sabar dan segera cepat berlalu dengan solusi yang terbaik,” katanya.
Ia menambahkan bahwa dalam waktu dekat Kemendes akan memastikan kondisi desa-desa terdampak melalui komunikasi langsung dengan bupati dan kepala desa agar layanan pemerintahan desa dapat segera berjalan kembali.
Saat ditanya mengenai jumlah desa yang terdampak, Yandri menjelaskan bahwa validasi data masih berlangsung karena kendala komunikasi.
“Pastinya belum, karena kita kan terkadang karena jaringan kan masih banyak terputus, komunikasi masih terhambat, tapi jumlahnya memang ratusan,” ungkap Mendes Yandri.
Lebih lanjut, Ia menilai klasifikasi dampak belum dapat ditentukan secara rinci karena proses pemetaan masih berlangsung. Ia juga mengatakan bahwa sejumlah fasilitas desa diperkirakan mengalami kerusakan, mulai dari kantor desa hingga layanan kesehatan dasar seperti posyandu.
Dalam kesempatan lain, Yandri menyampaikan bahwa donasi yang dihimpun saat ini bersifat kedaruratan, terutama untuk kebutuhan seperti sembako, pakaian, dan bantuan dasar lainnya.
Mendes Yandri menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas besar seperti rumah warga atau kantor desa akan melibatkan seluruh kementerian dan pemerintah daerah sesuai arahan anggaran pemerintah pusat.