• News

Kementerian PU Percepat Perbaiki Jembatan Rusak Imbas Bencana di Aceh

M. Habib Saifullah | Selasa, 02/12/2025 16:05 WIB
Kementerian PU Percepat Perbaiki Jembatan Rusak Imbas Bencana di Aceh Proses pembukaan dan pembersihan jalan akses dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang (Foto: BPBD Aceh)

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) akan mempercepat penanganan 14 jembatan yang rusak di Aceh imbas bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa kesiapsiagaan infrastruktur dan sumber daya Kementerian PU menjadi bagian penting dalam mendukung penanganan bencana di berbagai daerah.

"Kami memastikan dukungan perlatan dari balai-balai teknis bisa digerakkan kapanpun diperlukan, termasuk untuk membuka akses dan membantu proses evakuasi," kata Dody dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Saat ini, setidaknya Kementerian PU telah menurunkan sebanyak 310 personel untuk membantu penanganan bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Personel yang terdiri dari Tim Tanggap Darurat unsur Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya ini telah melakukan respons cepat, inspeksi infrastruktur terdampak, serta mendukung penanganan darurat yang dikomandoi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Presiden RI Prabowo Subianto juga telah memberikan arahan agar seluruh unsur pemerintah bergerak cepat dalam penanganan bencana di Pulau Sumatera.

Berdasarkan hasil inspeksi lapangan terkait dampak bencana banjir dan tanah longsor Provinsi Aceh hingga 1 Desember 2025, tercatat sebanyak 14 jembatan roboh atau terputus akibat tingginya debit air dan kerusakan akses jalan (oprit) pada sejumlah titik.

Kerusakan ini menyebabkan gangguan serius pada akses masyarakat, distribusi logistik, serta pelayanan darurat di berbagai wilayah Aceh.

Hasil inspeksi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh mencatat bahwa jembatan mengalami kerusakan rata - rata berupa runtuh, oprit tergerus, atau struktur terseret arus.

Adapun jembatan yang mengalami kerusakan adalah Jembatan Weihni Rongka, Oprit Jembatan Krueng Beutong, Jembatan Krueng Meureudu, Jembatan Teupin Mane, Jembatan Kuta Blang.

Kemudian Jembatan Jamur Ujung, Jembatan Lawe Penanggalan, Jembatan Timang Gajah, Jembatan Jerata, Jembatan Pelang, Jembatan Titi Merah, dan 3 lokasi lain dalam verifikasi detail tim lapangan.

Kementerian PU terus bergerak cepat untuk memastikan infrastruktur terdampak dapat segera difungsikan kembali.

“Konektivitas adalah urat nadi masyarakat. Begitu jembatan terputus, mobilitas bantuan, layanan publik, dan aktivitas ekonomi ikut terhambat. Karena itu Kementerian PU mengerahkan seluruh sumber daya teknis untuk mempercepat penanganan di Aceh,ˮ kata Dody.

Salah satu jembatan strategis yang terdampak adalah Jembatan Krueng Tingkeum di Lintas Timur Aceh, yang merupakan bagian dari jaringan jalan nasional dan sangat vital bagi akses antar wilayah.

Sementara beberapa ruas jalan terputus yakni, Jalan Batas Sumut-Aceh, Banda Aceh-Lhokseumawe-Langsa-Aceh Tamiang, Gayo Lues, Bireuen-Takengon, Subulussalam-Tapaktuan.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian PU telah mengambil sejumlah langkah darurat, antara lain pemasangan Jembatan Bailey di beberapa lokasi prioritas untuk memulihkan akses sementara, pemadatan dan penguatan oprit jembatan, pemasangan bronjong, serta pekerjaan perlindungan tebing.

Selanjutnya pembersihan sungai, penanganan debris besar, dan normalisasi alur air untuk mencegah kerusakan lanjutan. Pengoperasian alat berat dari balai teknis untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor atau terputus banjir.