Acara Bootcamp Akselerasi Kreatif 2025 (AKTIF) film dan animasi (Foto: Vaza Diva/Katakini.com)
JAKARTA - Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu, mengungkapkan pentingnya percepatan talenta kreatif melalui program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Subsektor Film, dalam kegiatan Bootcamp Distribusi dan Promosi Film yang digelar di Jakarta.
Program ini disebut sebagai solusi konkret untuk memperluas akses sineas muda terhadap distribusi dan pasar film global.
Menurut Agustini, banyak talenta film muda Indonesia yang sudah memiliki karya produksi yang solid. Namun tantangan terbesarnya adalah pada tahapan hilir, yakni distribusi dan komersialisasi.
“Jadi di talenta berkualitasnya ini yang kita sedang accelerate, makanya judulnya akselerasi kreatif,” ujarnya dalam sesi wawancara kegiatan pada Jumat (21/11).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program bootcamp seperti ini menjadi bagian dari solusi yang disiapkan kementerian untuk menjawab tantangan tersebut.
“Solusinya itu antara lain bootcamp, terus kemudian melaksanakan akselerasi kreatif ini mencari talenta-talenta yang sudah punya produksi tapi gimana produksinya ini bisa dibukakan akses distribusi dan komersialisasi yang lebih luas,” katanya.
Ia menyebut bahwa salah satu pekerjaan rumah (PR) besar pemerintah dalam sektor perfilman adalah membangun sistem distribusi dan promosi yang solid, bukan hanya mendorong produksi.
“Di sini PR-nya kita. Jadi makanya tadi di paparan saya di dalam itu saya sempat bilang promosi dan pemasaran itu salah satu landasan kebijakan yang paling penting dilakukan untuk sektor ini,” tambahnya.
Agustini melihat bahwa ekosistem perfilman Indonesia memiliki potensi luar biasa, terutama dari sisi ide dan kreativitas generasi muda. Namun sayangnya, banyak karya berkualitas belum mencapai audiens yang lebih luas karena keterbatasan akses.
“Potensi sineas muda Indonesia luar biasa, namun banyak karya berhenti di tahap produksi tanpa sempat bertemu dengan penontonnya,” ucapnya.
Melalui AKTIF, kementerian berharap dapat menjembatani jarak antara produksi film dan penonton, khususnya melalui jalur distribusi internasional. Agustini mengatakan.
“AKTIF menjembatani gap tersebut dengan memberikan materi praktis dari para profesional industri dan peluang nyata untuk promosi di forum market internasional,” tambahnya.
Dalam bootcamp ini, sineas muda tidak hanya diberikan pelatihan teknis tetapi juga pemahaman mendalam tentang hukum distribusi film, strategi promosi, serta cara membangun jejaring pasar global. Kehadiran para profesional industri diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata dan strategi praktis kepada para peserta.
Agustini juga menyampaikan bahwa sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas kreatif menjadi kunci keberhasilan program ini. Menurutnya, kebijakan yang menyentuh hilirisasi produk kreatif akan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan bagi sektor perfilman nasional.
Dengan pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir, Kemenparekraf berkomitmen menjadikan film sebagai sektor unggulan dalam ekonomi kreatif yang memiliki daya saing global.
Program AKTIF 2025 menjadi langkah penting dalam menjadikan karya anak bangsa tak hanya tayang, tetapi juga mendunia.