Tokoh pendiri organisasi Islam di Indonesia, KH M Hasyim Asy`ari (Foto: NU Online Jatim)
JAKARTA - Asal-usul lahirnya organisasi-organisasi Islam di Indonesia berkaitan erat dengan perubahan sosial dan keagamaan pada awal abad ke-20.
Pada periode tersebut, umat Islam menghadapi berbagai tantangan, seperti tekanan dari pemerintahan kolonial Belanda, kebutuhan akan sistem pendidikan yang lebih maju, serta keinginan untuk memperkuat identitas keislaman.
Situasi inilah yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah organisasi Islam yang kelak berperan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Organisasi Islam yang pertama kali berdiri secara resmi adalah Jamiatul Khair, yang didirikan komunitas Arab di Batavia pada tahun 1905.
Fokus utama organisasi ini adalah pendidikan serta pembinaan umat melalui sekolah-sekolah modern yang memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum. Kehadirannya menjadi langkah awal bagi bangkitnya pemikiran modern di kalangan Muslim Nusantara.
Beberapa tahun kemudian, pada 1912, Muhammadiyah lahir di Yogyakarta atas inisiatif KH Ahmad Dahlan. Gerakan ini membawa semangat pembaruan (tajdid), khususnya dalam bidang pendidikan modern, pelayanan kesehatan, serta dakwah berbasis pengetahuan.
Dalam waktu singkat, Muhammadiyah tumbuh menjadi salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.
Pada 1926, Nahdlatul Ulama (NU) dibentuk di Surabaya oleh para ulama pesantren yang dipimpin KH Hasyim Asy’ari. NU hadir sebagai wadah para ulama tradisional untuk menjaga ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, memperkuat jaringan pesantren, serta mempertahankan praktik keagamaan masyarakat yang telah mengakar di berbagai daerah di Nusantara.
Selain itu, Sarekat Islam (SI) yang berdiri pada 1911 juga memainkan peran besar. Berawal sebagai perkumpulan pedagang pribumi, SI berkembang menjadi organisasi massa terbesar pada zamannya dan menjadi kekuatan sosial-politik yang turut berjuang melawan kolonialisme.
Kemunculan berbagai organisasi Islam tersebut memberikan pengaruh besar bagi perkembangan bangsa Indonesia. Mereka memelopori modernisasi pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, penguatan gerakan sosial, hingga perjuangan menuju kemerdekaan. Hingga kini, organisasi-organisasi itu tetap aktif berkontribusi dalam pembangunan nasional melalui bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan dakwah.