Ilustrasi, sakit kepala akibat migrain (Foto: Unsplash/Vasilis Caravitis)
JAKARTA - Migrain adalah salah satu gangguan sakit kepala kronis yang bisa datang tiba-tiba dan mengganggu aktivitas. Tidak seperti sakit kepala biasa, migrain sering disertai gejala lain yang membuat penderitanya sulit berkonsentrasi, bekerja, bahkan beristirahat.
Kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita, namun bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang sering mengalami stres, kurang tidur, atau memiliki riwayat keluarga. Memahami gejala migrain menjadi langkah awal agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.
Migrain biasanya muncul secara bertahap, mulai dari fase awal seperti perubahan mood hingga sakit kepala hebat yang berdenyut di satu sisi kepala.
Meskipun tidak berbahaya secara langsung, migrain yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi masalah kronis yang berdampak pada kualitas hidup. Berikut penjelasan lengkap mengenai gejala serta cara mengatasinya.
Gejala Migrain yang Paling Umum
1. Sakit kepala berdenyut di satu sisi
Gejala utama migrain adalah nyeri berdenyut yang biasanya dirasakan di satu sisi kepala. Nyeri bisa bertambah kuat saat bergerak, terkena cahaya terang, atau mendengar suara keras.
2. Sensitivitas terhadap cahaya dan suara
Penderita migrain sering merasa terganggu oleh cahaya (fotofobia) dan suara bising (fonofobia). Karena itu, banyak orang lebih memilih beristirahat di ruangan gelap saat serangan muncul.
3. Mual dan muntah
Migrain bisa memengaruhi sistem pencernaan sehingga penderita merasakan mual, bahkan muntah. Pada beberapa kasus, bau tertentu pun dapat memicu rasa mual semakin kuat.
4. Pandangan kabur dan aura
Sebagian penderita mengalami aura sebelum serangan dimulai, seperti melihat garis zig-zag, kilatan cahaya, titik buta, atau pandangan kabur. Aura dapat berlangsung 5–60 menit.
5. Leher kaku atau terasa tegang
Ketegangan pada otot leher dapat muncul sebelum atau selama migrain, membuat kepala terasa semakin berat.
6. Mudah lelah dan sulit fokus
Tubuh terasa lemah, sulit berkonsentrasi, hingga ingin tidur lebih lama dari biasanya. Ini karena migrain memengaruhi sistem saraf pusat.
Penyebab dan Pemicu Migrain
Migrain terjadi karena gangguan aktivitas saraf dan pembuluh darah di otak. Faktor pemicunya beragam, antara lain:
- Stres berat atau kecemasan berkepanjangan
- Kurang tidur atau perubahan pola tidur
- Cahaya terang atau suara terlalu keras
- Makanan tertentu (cokelat, MSG, keju tua, alkohol)
- Kafein berlebihan atau justru kurang kafein
- Perubahan hormon (terutama pada wanita)
- Dehidrasi atau terlambat makan
- Mengetahui pemicu pribadi sangat penting agar migrain tidak sering kambuh.
Cara Mengatasi Migrain dengan Tepat
1. Istirahat di ruangan gelap dan tenang
Migrain sangat sensitif terhadap cahaya dan suara. Matikan lampu, tutup tirai, dan berbaringlah di ruangan yang tenang hingga nyeri mereda.
2. Kompres dingin di dahi atau leher
Kompres es atau handuk dingin dapat mengurangi aliran darah berlebih di kepala dan membantu meredakan nyeri berdenyut.
3. Minum air putih cukup
Dehidrasi adalah pemicu migrain yang umum. Minum air secara berkala dapat membantu meredakan sakit kepala dan mencegah kekambuhan.
4. Konsumsi obat pereda nyeri
Obat seperti ibuprofen, paracetamol, atau aspirin bisa membantu mengurangi nyeri. Untuk migrain berat, dokter mungkin meresepkan obat khusus seperti triptan.
5. Tidur cukup dan teratur
Tidur malam minimal 7–8 jam sangat penting untuk menstabilkan sistem saraf. Jangan tidur terlalu malam atau bangun tidak teratur.
6. Hindari pemicu makanan
Catat makanan apa saja yang memicu migrain. Hindari cokelat, makanan ber-MSG, kopi berlebihan, dan makanan yang memicu alergi.
7. Teknik relaksasi dan pernapasan
Meditasi, teknik pernapasan dalam, atau peregangan otot ringan bisa membantu meredakan stres dan menenangkan saraf.
8. Konsultasi medis jika migrain sering kambuh
Migrain yang muncul lebih dari 4 kali sebulan perlu penanganan profesional. Dokter mungkin akan memberikan terapi pencegahan.