• Kesra

Kisah Desa Hilang Legetang di Dieng, Pelajaran dari Bencana dan Moral

Anggoro Aristo Priambodo | Kamis, 13/11/2025 10:05 WIB
Kisah Desa Hilang Legetang di Dieng, Pelajaran dari Bencana dan Moral Ilustrasi tugu Desa Legetang Banjarnegara

JAKARTA - Dusun Legetang (atau “dukuh Legetang”) terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.  Desa ini dahulu merupakan pemukiman petani sayur‐mayur yang relatif makmur dibanding sekitarnya.

Namun, malam 17 April 1955 saat hujan lebat, terdengar gemuruh seperti benda besar jatuh, dan keesokan harinya ditemukan bahwa dusun tersebut telah terkubur longsor yang diperkirakan berasal dari lereng Gunung Pengamun‑amun. Semua rumah dan penduduk di sana tertimbun jumlah korban bervariasi menurut sumber, namun mencapai ratusan jiwa. 

Kisah ini kemudian dibalut dengan narasi moral dan keagamaan. Beberapa sumber menyebut bahwa terdapat praktik kemaksiatan di desa tersebut, seperti perjudian, kesenian tradisional yang berpindah makna, dan kurangnya kesalehan masyarakat. Karena itu, warga sekitar menafsirkan tragedi tersebut sebagai “azab” atau peringatan dari Allah. Salah satu artikel menyebut bahwa peristiwa ini serupa dengan kisah kaum Sodom dalam literatur agama. 

Dari sudut pandang geologi pula, kondisi pegunungan Dieng memang rawan longsor: tanah vulkanik, kemiringan lereng, hujan lebat, dan kurangnya mekanisme mitigasi.

Beberapa laporan menyebut bahwa tanda‐tanda seperti retakan pada lereng sudah muncul beberapa hari sebelum peristiwa, namun tidak ditindak lanjuti secara serius.

Tragedi Legetang kini menjadi peringatan bagi masyarakat akan pentingnya pemahaman terhadap bencana alam dan spiritualitas sebagai dua aspek yang tak terpisahkan.