Ilustrasi Hari Kebaikan Sedunia yang diperingati setiap 13 November (FOTO: HO/IST)
JAKARTA - Setiap tanggal 13 November, dunia memperingati Hari Kebaikan Sedunia atau World Kindness Day. Peringatan ini menjadi momentum global untuk menebarkan kebaikan tanpa batas melampaui perbedaan agama, ras, dan kebangsaan.
Di tengah dunia yang sering dipenuhi berita negatif, Hari Kebaikan Sedunia mengingatkan manusia bahwa satu tindakan kecil bisa membawa dampak besar bagi sesama.
Hari Kebaikan Sedunia pertama kali dicetuskan oleh World Kindness Movement (WKM) atau Gerakan Kebaikan Dunia, sebuah organisasi internasional yang berdiri pada tahun 1997 di Tokyo, Jepang.
Organisasi ini dibentuk setelah diselenggarakannya Konferensi Gerakan Kebaikan Dunia (World Kindness Movement Conference) yang mempertemukan berbagai lembaga sosial dari negara-negara seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Thailand, dan Kanada.
Tujuan dari konferensi tersebut adalah untuk menyatukan berbagai organisasi yang memiliki semangat yang sama: menyebarkan nilai kebaikan dan kemanusiaan di seluruh dunia. Setahun setelah berdirinya, WKM kemudian menetapkan 13 November 1998 sebagai peringatan pertama Hari Kebaikan Sedunia.
Tanggal tersebut dipilih bertepatan dengan hari berdirinya World Kindness Movement, sebagai simbol dimulainya gerakan global untuk menjadikan kebaikan sebagai bahasa universal.
Pencetus Hari Kebaikan Sedunia melihat bahwa dunia modern sering kali dipenuhi oleh kompetisi, konflik, dan ketidakpedulian sosial. Di tengah kemajuan teknologi dan ekonomi, nilai kemanusiaan seperti empati, kasih sayang, dan solidaritas perlahan memudar.
Dari situlah lahir gagasan untuk menciptakan satu hari khusus yang mendorong semua orang tanpa melihat latar belakang agama, budaya, atau status sosial untuk menyebarkan kebaikan dalam bentuk tindakan nyata.
Filosofinya sederhana: satu tindakan kebaikan dapat menular dan menginspirasi tindakan baik lainnya, menciptakan rantai positif yang terus berlanjut.