• Kabar Desa

Mendes Yandri Yakin Semua Desa Teraliri Listrik di Era Prabowo

M. Habib Saifullah | Kamis, 13/11/2025 01:05 WIB
Mendes Yandri Yakin Semua Desa Teraliri Listrik di Era Prabowo Menteri Desa dan Pembangunan Daerah (Mendes PDT) Yandri Susanto (Foto: Humas Kemendes PDT)

JAKARTA - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto hadiri Rapat Evaluasi APBN 2025 hingga Bulan November dengan Komisi V DPR, Rabu (12/11/2025).

Mendes Yandri melaporkan jika hingga saat ini, penyerapan anggaran hingga 10 November 2025 baru 63,05 persen. Salah satu penyebabnya ada sekitar Rp288 Miliar anggaran masih terblokir.

Mendes Yandri melaporkan jika hingga kini masih banyak desa di Indonesia yang belum teraliri listrik.

"Ini jadi perhatian serius Pemerintah dan sudah dibahas dalam Sidang Kabinet," kata Mendes Yandri dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi V Lazarus ini.

Ia menyatakan optimistis, seluruh desa di Indonesia akan memiliki akses listrik dalam periode Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Selain listrik, Mendes Yandri juga telah menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk penyediaan internet bagi desa-desa.

"Untuk sementara, diprioritaskan untuk desa-desa ekspor. Dan jika anggota Komisi V punya desa binaan, bisa dikolaborasikan," kata Mantan Wakil Ketua MPR RI ini.

Mendes Yandri menekankan bahwa pembangunan desa tidak bisa dilakukan secara sektoral. Ia mendorong sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memastikan infrastruktur dasar, termasuk listrik, air bersih, dan pendidikan, dapat dinikmati seluruh masyarakat desa.

Kemendes juga melaporkan jika miliki program satu lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di setiap desa.

Mendes Yandri menjelaskan, program tersebut akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).

"Itu karena pendidikan di tingkat desa itu masih rendah tentang PAUD, nah ini mungkin pengumuman juga pak ketua dan para anggota, jadi program kami itu ada 1 desa 1 PAUD," kata Mendes Yandri.

Namun, Mendes Yandri mengakui terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaannya, terutama terkait lahan pembangunan.

"Nah ini tapi persoalan tanah Pak. Tanahnya minimal 1.000 meter dan sebagainya," kata dia.