Stop Bullying. (FOTO: ALAMYSTOCK)
JAKARTA - Bullying dapat terjadi di mana saja sekolah, kampus, lingkungan kerja, hingga media sosial. Bentuknya pun beragam, mulai dari hinaan, intimidasi, tekanan fisik, hingga pelecehan daring.
Dampaknya bisa sangat besar bagi kondisi emosional, psikologis, dan kepercayaan diri seseorang. Karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi bullying dengan aman dan efektif.
Melansir dari berbagai sumber, berikut berbagai tips yang dapat dilakukan untuk menghadapi bullying:
1. Tetap Tenang dan Jangan Bereaksi Berlebihan
Menjaga ketenangan adalah langkah pertama yang penting. Pelaku bullying biasanya mencari reaksi emosional seperti marah atau menangis. Dengan tetap tenang, korban tidak memberikan kepuasan kepada pelaku sekaligus menghindari situasi yang semakin memburuk. Tarik napas dalam-dalam dan fokus pada langkah berikutnya.
2. Bersikap Tegas dan Beri Batasan yang Jelas
Ketegasan tidak berarti membalas, tetapi menyampaikan bahwa tindakan pelaku tidak dapat diterima. Kalimat sederhana seperti “Tolong berhenti, ini tidak sopan” dapat menunjukkan bahwa korban tidak diam dan berhak dihormati. Ketegasan membantu menegaskan bahwa perilaku tidak pantas harus dihentikan.
3. Cari Dukungan dari Orang Terpercaya
Menghadapi bullying sendirian sangat berat. Ceritakan kejadian kepada orang tua, guru, sahabat, atau rekan kerja yang dapat memberi dukungan. Dukungan emosional membantu korban merasa aman dan tidak merasa sendirian. Dalam kasus tertentu, dukungan ini juga membantu proses pelaporan lebih lanjut.
4. Dokumentasikan Semua Kejadian
Catat waktu, tempat, serta bentuk bullying yang terjadi. Simpan bukti berupa pesan, tangkapan layar, rekaman, atau foto apabila memungkinkan. Dokumentasi sangat penting, terutama jika korban ingin melapor ke pihak sekolah, kampus, HRD, atau pihak berwenang. Bukti yang lengkap akan memperkuat posisi korban.
5. Laporkan ke Otoritas yang Berwenang
Jika bullying terjadi secara terus-menerus, jangan ragu melapor. Di sekolah, laporan dapat disampaikan kepada guru BK atau kepala sekolah. Di tempat kerja, laporan ditujukan kepada HRD atau pimpinan. Melapor bukan berarti lemah, tetapi langkah penting untuk melindungi keselamatan diri.
6. Jaga Kesehatan Mental dengan Aktivitas Positif
Bullying bisa menimbulkan stres, kecemasan, bahkan trauma. Untuk menjaga kondisi mental tetap stabil, lakukan aktivitas positif seperti olahraga ringan, meditasi, journaling, atau berbicara dengan konselor. Mengelola emosi membantu korban tetap kuat menghadapi tekanan.
7. Blokir dan Atur Privasi Jika Bullying Terjadi Secara Online
Untuk cyberbullying, segera blokir akun pelaku, laporkan konten yang merugikan, dan atur privasi media sosial agar lebih aman. Platform digital kini menyediakan fitur pelaporan untuk membantu menghapus konten berbahaya dan melindungi pengguna dari serangan lebih jauh.
8. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Korban perlu memahami bahwa bullying bukan kesalahannya. Tidak ada seorang pun yang layak diperlakukan secara merendahkan. Menjaga keyakinan terhadap nilai diri (self-worth) penting agar korban tidak terjebak dalam rasa rendah diri atau menyalahkan diri atas perilaku orang lain.
9. Minta Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jika bullying sudah memengaruhi kehidupan sehari-hari, tidur terganggu, atau memicu stres berkepanjangan, menemui psikolog adalah langkah yang tepat. Bantuan profesional dapat membantu korban memulihkan trauma dan mengembalikan rasa percaya diri.