Ilustrasi masjid nuansa Tiongkok alias Masjid Cheng Hoo (Foto: Unsplash/Alim)
JAKARTA - Saat berkunjung ke Surabaya, pengalamanmu tidak hanya akan diwarnai oleh kuliner khas yang menggoda, tetapi juga deretan destinasi budaya yang memikat.
Salah satu tempat yang patut masuk daftar kunjungan adalah Masjid Cheng Hoo, sebuah masjid megah yang memadukan unsur budaya Tionghoa dan Islam dalam satu bangunan yang memukau.
Terletak di Jalan Gading, Surabaya, masjid ini langsung mencuri perhatian setiap orang yang melintas. Warna merah, hijau, dan kuning mendominasi bangunan, warna yang sangat lekat dengan estetika Tionghoa klasik.
Bentuk atapnya menyerupai kelenteng, lengkap dengan lekukan khas arsitektur oriental. Namun di puncaknya berdiri kaligrafi “Allah” dan “Muhammad” yang semakin menegaskan identitasnya sebagai rumah ibadah umat Islam.
Masjid Muhammad Cheng Hoo dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap Laksamana Cheng Hoo (Zheng He), seorang penjelajah Muslim dari Tiongkok pada abad ke-15.
Dalam sejarah Asia Tenggara, Cheng Hoo dikenal sebagai tokoh yang membawa misi perdamaian sekaligus berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah pesisir Nusantara.
Untuk mengenang pengaruh besar sang laksamana, komunitas Tionghoa Muslim Surabaya menggagas pembangunan masjid ini. Proses pembangunannya dimulai pada tahun 2001 oleh PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) dan diresmikan pada 13 Oktober 2002.
Sejak saat itu, masjid ini menjadi simbol persaudaraan lintas etnis sekaligus ruang dakwah yang mempertemukan masyarakat dari berbagai latar belakang.
Arsitektur masjid ini mengambil inspirasi langsung dari gaya bangunan klasik Tiongkok, terutama yang berkembang pada era Dinasti Ming, zaman di mana Cheng Hoo hidup. Beberapa ciri khas arsitekturnya antara lain:
1. Atap bersusun seperti pagoda
Atap berundak dengan lekukan ke atas menyerupai kelenteng, tetapi dipadukan dengan ornamen kaligrafi Arab. Desain ini menggambarkan dialog budaya dua peradaban.
2. Gerbang masuk mirip pintu kuil Tiongkok
Gapura berwarna merah mencolok dengan ornamen emas menjadi identitas visual yang sangat kuat. Bentuk pintunya menyerupai paifang, gerbang tradisional khas Tiongkok.
3. Interior penuh aksen oriental
Kolom-kolom besar di dalam masjid diberi motif awan, bunga lotus, dan ornamen lengkung. Ruang salat tetap mempertahankan fungsi utamanya, tetapi dihias dengan estetika Timur Jauh.
4. Dominasi warna simbolis
-Merah melambangkan keberuntungan
-Hijau simbol kesucian dan kedamaian
-Kuning keemasan perlambang kemuliaan
5. Bentuk bangunan menyerupai kapal
Beberapa bagian masjid dirancang menyerupai bentuk kapal sebagai penghormatan terhadap perjalanan maritim Cheng Hoo dalam misinya ke Nusantara.