Ilustrasi - Gigitan nyamuk aedes aegypti, pembawa penyakit demam berdarah dengue (Foto: Dok. Shutterstock)
JAKARTA - Musim hujan sering kali menjadi masa rawan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Banyak masyarakat masih khawatir dan bertanya-tanya, apakah penyakit ini bisa menular dari satu orang ke orang lain seperti flu atau batuk?
Pertanyaan ini kerap muncul terutama ketika ada anggota keluarga atau tetangga yang terkena DBD. Kekhawatiran akan tertular membuat banyak orang menjaga jarak dari penderita. Namun, secara medis, penyakit DBD tidak menular secara langsung antar manusia.
DBD disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini biasanya aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, terutama di lingkungan yang lembap dan banyak genangan air.
Seseorang tidak akan tertular DBD hanya karena berada dekat dengan penderita. Penularan baru bisa terjadi bila nyamuk yang sebelumnya menggigit orang yang terinfeksi kemudian menggigit orang lain, sehingga virus berpindah melalui air liur nyamuk tersebut.
Dengan kata lain, penyakit ini menular lewat perantara (vektor), bukan dari kontak langsung, percikan air liur, atau udara seperti pada penyakit infeksi saluran pernapasan.
Meskipun tidak menular langsung, DBD tetap tergolong penyakit yang cepat menyebar karena siklus hidup nyamuk Aedes yang sangat adaptif. Nyamuk ini bisa berkembang biak hanya dalam waktu sekitar seminggu di air bersih yang tergenang, seperti di ember, pot bunga, talang air, atau wadah minuman hewan.
Selain itu, nyamuk Aedes betina juga dikenal aktif menggigit beberapa orang dalam satu waktu, sehingga mempercepat penularan virus di suatu wilayah. Itulah sebabnya, ketika ada satu kasus DBD di lingkungan tertentu, risiko penyebaran ke orang sekitar meningkat tajam.