Orang-orang berkumpul di dekat bangunan yang rusak, setelah gempa bumi, di distrik Tashqurghan, provinsi Samangan, Afghanistan, 3 November 2025. Reuters TV via REUTERS
TANGI TASHQURGHAN - Warga Afghanistan utara memulai operasi bersih-bersih pada Selasa setelah gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter yang menewaskan sedikitnya 27 orang dan hampir 1.000 orang luka-luka.
Gempa tersebut melanda di dekat kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara pada Senin pagi, menewaskan sedikitnya 27 orang dan merusak Masjid Biru bersejarah di kota itu, kata pihak berwenang, meskipun pusat gempa yang jarang penduduknya membuat jumlah korban tewas lebih rendah dari yang dikhawatirkan sebelumnya.
Sekitar 956 orang terluka, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan.
Ratusan rumah hancur total atau sebagian, menurut Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan (ANDMA), sebuah angka yang menurut kelompok-kelompok bantuan mengkhawatirkan menjelang musim dingin Afghanistan, ketika suhu turun di bawah titik beku.
BANGUNAN YANG BERISIKO RUNTUH
Pada hari Selasa, warga di Tangi Tashqurgan, daerah yang dekat dengan episentrum gempa, menggali puing-puing dan memperkuat bangunan yang terdampak.
Mohammad Yasin, seorang pemilik toko setempat, mengatakan puluhan bangunan telah rusak atau hancur akibat gempa tersebut.
"Jika Anda masuk ke dalam toko-toko, Anda merasa takut toko-toko itu akan runtuh kapan saja, mungkin sekarang atau 10 menit lagi," katanya.
Bencana ini merupakan tantangan terbaru bagi pemerintahan Taliban Afghanistan, yang sudah bergulat dengan berbagai krisis, termasuk gempa bumi pada bulan Agustus yang menewaskan ribuan orang di wilayah timur negara itu, penurunan tajam bantuan asing, dan deportasi massal pengungsi Afghanistan oleh negara-negara tetangga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjanjikan bantuan bersama dengan India, yang berupaya mencairkan hubungan dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan yang masih dikenai sanksi dari banyak negara Barat. Tiongkok mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka juga akan menawarkan bantuan.
Dikelilingi oleh pegunungan terjal, Afghanistan rentan terhadap berbagai bencana alam, tetapi gempa bumi di sana adalah yang paling mematikan, menewaskan rata-rata sekitar 560 orang setiap tahun dan menyebabkan kerusakan tahunan yang diperkirakan mencapai $80 juta.
Teknik bangunan yang sederhana berkontribusi pada angka korban jiwa, dengan para ahli merekomendasikan agar struktur baru dibangun dengan cara yang tahan gempa dan bangunan yang ada direnovasi untuk mengurangi kemungkinan runtuh. Standar bangunan yang relatif lebih tinggi, medan yang relatif lebih datar, dan populasi yang lebih sedikit menyebabkan jumlah korban tewas pada hari Senin jauh lebih rendah dibandingkan gempa bulan Agustus, kata juru bicara ANDMA Yousuf Hammad.