Ilustrasi salat (FOTO: HO/IST)
JAKARTA - Salat bukan hanya kewajiban bagi setiap Muslim, tetapi juga sarana untuk menenangkan hati, mendekat kepada Allah, dan membersihkan diri dari kesibukan dunia.
Namun dalam praktiknya, menjaga kekhusyukan saat salat tidak selalu mudah. Pikiran sering melayang, hati kurang fokus, dan konsentrasi mudah pecah, terutama ketika aktivitas sehari-hari sedang padat.
Khusyuk adalah kunci agar salat benar-benar menjadi sumber ketenangan dan kekuatan spiritual. Meski terlihat sederhana, kekhusyukan membutuhkan latihan dan persiapan hati. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan agar lebih fokus dan merasakan ketenangan saat ibadah.
Mempersiapkan diri sebelum salat menjadi langkah awal untuk meraih kekhusyukan. Berwudu dengan hati tenang, membersihkan diri, serta memilih tempat yang bersih dan tenang membantu menyetel suasana hati menuju ibadah.
Rasulullah SAW mengajarkan agar umatnya tidak terburu-buru saat berwudu maupun menuju salat, karena ibadah yang dilakukan dengan persiapan lebih matang jauh lebih bermakna.
Memahami bacaan salat juga sangat penting. Ketika seseorang mengetahui makna setiap doa dan ayat yang dibaca, konsentrasi lebih mudah terjaga. Bacaan bukan sekadar rutinitas, tetapi dialog dengan Sang Pencipta.
Oleh karena itu, meluangkan waktu untuk mempelajari arti bacaan, tafsir surah pendek, hingga makna zikir setelah salat dapat memperkuat rasa kehadiran hati.
Menghadirkan kesadaran bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah SWT adalah fondasi kekhusyukan. Rasulullah SAW bersabda, “Beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya.
Jika engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu.” Mengingat keagungan Allah, kebesaran-Nya, serta kelemahan diri sendiri membantu merendahkan hati dan mendorong ketenangan batin saat membaca takbiratul ihram hingga salam.
Salah satu penyebab sulit khusyuk adalah pikiran penuh urusan dunia. Untuk mengatasinya, biasakan mengatur jadwal dan menyelesaikan pekerjaan mendesak agar pikiran lebih tenang ketika salat.
Jika pikiran mulai melayang, tarik napas sejenak, fokus pada bacaan, dan lembut kembalikan perhatian ke ibadah. Latihan ini secara bertahap akan membentuk konsentrasi yang lebih kuat.
Salat dengan tempo tenang, tidak tergesa-gesa, juga membantu menghadirkan ketenangan. Rukuk, sujud, dan duduk dengan posisi yang benar sambil merasakan tiap gerakan memberi kesempatan pada hati untuk larut dalam ibadah. Sujud lebih lama sembari berdoa dalam hati dianjurkan karena sujud adalah momen paling dekat seorang hamba dengan Allah.
Menjauhkan hal-hal yang mengganggu, seperti ponsel, suara bising, atau pakaian yang kurang nyaman juga membantu menjaga fokus. Gunakan pakaian bersih dan wangi, dan pilih tempat salat yang tenang. Jika salat di masjid, datang lebih awal agar mendapatkan saf depan dan suasana tenang sebelum iqamah.