Wamentrans Viva Yoga Mauladi dalam Pelatihan Calon Transmigran Angkatan IV dan V tahun 2025 (Foto: Humas Kementrans)
JAKARTA - Sebanyak 75 calon transmigran (catrans) selama empat hari di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Yogyakarta mengikuti pelatihan. Di antara 75 catrans tersebut 5 di antaranya adalah anggota TNI AD.
Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa program transmigrasi khusus yang melibatkan TNI dari berbagai matra dan kepolisian sejak dulu sudah ada.
"Sekarang kita buka kembali bagi anggota TNI dan Kepolisian untuk mengikuti transmigrasi lokal maupun transmigrasi karya nusa," kata Wamentrans di Sleman, 1/11/2025..
Lima anggota TNIAD aktif yang mengikuti pelatihan catrans itu nanti akan ditempatkan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Di antara lima anggota itu salah satunya adalah Jabir yang menjadi Danramil.
Wamentrans juga mengatakan, bembuka transmigran dari kalangan TNI dan Kepolisian sejalan dengan amanat Presiden Prabowo Subianto yang mengamanatkan salah satu tujuan transmigrasi untuk menjaga wilayah NKRI.
Ditegaskan menjadi transmigran adalah suatu pilihan dan sukarela, tidak ada paksaan. Sebagai catrans mereka harus yakin bahwa perubahan nasib ada di tangan mereka sehingga saat ditempatkan di kawasan transmigrasi jangan sampai ada yang tidak betah dan akhirnya pulang kampung.
"Sebagai transmigran perlu perjuangan dan pengorbanan”, tegasnya. Dikatakan kepada 75 catrans, berada di kawasan transmigrasi tidak seperti hidup di kota.
Merintis hidup di kawasan transmigrasi tidaklah mudah. Harus ada kesabaran untuk menjalani kehidupan di sana. Banyak transmigran setelah menjalani hidup akhirnya nasibnya berubah.
"Usaha tidak mengkhianati hasil, siapa yang mau bekerja keras, dia yang akan memetik sukses," kata dia.
Program ini dilakukan sebagai jalan untuk mengentaskan kemiskinan. Mereka diberi lahan seluas satu hingga dua ha.
"Ini bentuk kehadiran negara dalam bentuk reforma agraria," kata Wamentrans.
Lahan yang diberikan didorong tidak hanya sebagai pemukiman namun juga sebagai sumber ekonomi. Untuk itu mereka harus meneguhkan tekad berada di tempat tinggal yang baru untuk mengubah nasibnya.
Viva Yoga mengatakan transmigrasi bukan hanya sekadar memindahkan penduduk namun juga sebagai jalan untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Dengan adanya komunitas masyarakat di suatu daerah yang terpencil dan sunyi, selanjutnya di sana ada pergerakan ekonomi. Dari situlah berdasarkan fakta yang ada, kawasan transmigrasi itu berkembang menjadi desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.
"Kawasan transmigrasi tidak hanya tumbuh mejadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, namun dari sana juga pendukung program swasembada pangan. Kawasan transmigrasi selama ini menjadi sentra tanaman pangan, terutama beras," ujar dia.