WASHINGTON - Aturan baru Gedung Putih yang dikeluarkan pada hari Jumat membatasi akses jurnalis yang memiliki kredensial ke kantor sekretaris pers Karoline Leavitt dan pejabat tinggi komunikasi lainnya. di Sayap Barat, dekat Ruang Oval.

Memorandum baru dari Dewan Keamanan Nasional melarang jurnalis mengakses Ruang 140, yang juga dikenal sebagai "Upper Press," tanpa perjanjian sebelumnya, dengan alasan perlunya melindungi materi yang berpotensi sensitif. Memorandum tersebut menyatakan bahwa perubahan tersebut akan segera berlaku.

Langkah Gedung Putih ini menyusul pembatasan yang diberlakukan awal bulan ini bagi para jurnalis di Departemen Pertahanan, sebuah langkah yang mendorong puluhan jurnalis untuk meninggalkan kantor mereka di Pentagon dan mengembalikan kredensial mereka.

Dewan Keamanan Nasional mengatakan perubahan tersebut dilakukan untuk melindungi materi sensitif yang sekarang secara rutin ditangani oleh pejabat komunikasi Gedung Putih sebagai akibat dari perubahan dewan.

"Untuk melindungi materi tersebut, dan menjaga koordinasi antara Staf Dewan Keamanan Nasional dan Staf Komunikasi Gedung Putih, anggota pers tidak lagi diizinkan untuk mengakses Ruang 140 tanpa persetujuan terlebih dahulu dalam bentuk perjanjian dengan Anggota Staf Gedung Putih yang berwenang," demikian bunyi memo tersebut.

Sebelumnya, jurnalis Gedung Putih yang memiliki kredensial dapat mengakses Ruang 140, yang merupakan lorong pendek dari Ruang Oval, dengan pemberitahuan singkat untuk berbicara dengan Leavitt, wakilnya, Steven Cheung, dan pejabat senior lainnya.

"Beberapa reporter tertangkap basah merekam video dan audio kantor kami secara diam-diam, beserta gambar informasi sensitif, tanpa izin," tulis Cheung dalam sebuah unggahan di X, menambahkan bahwa beberapa reporter berkeliaran di area terlarang, atau menguping rapat tertutup dan tertutup.

"Sekretaris Kabinet secara rutin datang ke kantor kami untuk rapat tertutup, hanya untuk disergap oleh reporter yang menunggu di luar pintu kami," tulis Cheung.

Para jurnalis masih dapat mengakses area lain di mana juru bicara Gedung Putih tingkat bawah memiliki meja, menurut memo dewan.

Asosiasi Koresponden Gedung Putih, yang mewakili jurnalis yang meliput Gedung Putih, mengatakan pembatasan baru tersebut akan menghambat kemampuan reporter untuk menanyai pejabat, memastikan transparansi, dan meminta pertanggungjawaban pemerintah. Indeks-indeks utama Wall Street ditutup menguat pada hari Jumat, dengan Dow Jones sedikit menguat.

"Asosiasi Koresponden Gedung Putih dengan tegas menentang segala upaya untuk membatasi jurnalis dari area-area dalam operasi komunikasi Gedung Putih yang telah lama terbuka untuk pengumpulan berita, termasuk kantor sekretaris pers," kata Weijia Jiang, presiden asosiasi tersebut saat ini.

Pemerintahan mantan Presiden Bill Clinton mengumumkan langkah serupa pada tahun 1993, tetapi kemudian mencabutnya setelah menuai banyak kritik.

Beberapa bulan yang lalu, pemerintahan Trump menghapus Reuters, Associated Press, dan Bloomberg News dari "kumpulan" reporter permanen yang meliput presiden, meskipun mereka mengizinkan media-media tersebut untuk berpartisipasi secara sporadis.

Pengumuman hari Jumat ini muncul beberapa minggu setelah tindakan keras terhadap akses pers oleh Departemen Pertahanan, yang kini mewajibkan media untuk menandatangani kebijakan baru atau kehilangan akses ke kredensial pers dan ruang kerja Pentagon.

Setidaknya 30 organisasi berita, termasuk Reuters, menolak menyetujui pembatasan Pentagon, dengan alasan ancaman terhadap kebebasan pers dan kemampuan mereka untuk melakukan pengumpulan berita secara independen.

Kebijakan Pentagon mengharuskan jurnalis untuk mengetahui aturan baru tentang akses pers, termasuk bahwa mereka dapat dicap sebagai risiko keamanan dan lencana pers Pentagon mereka dapat dicabut jika mereka meminta karyawan departemen untuk mengungkapkan informasi rahasia dan beberapa jenis informasi tidak rahasia.