Pelatih Liverpool, Arne Slot (Foto: Sky Sports)
LONDON - Liverpool tengah menghadapi masa sulit di Liga Inggris dan berpotensi menorehkan catatan kelam yang belum pernah terjadi dalam sejarah klub di era Premier League.
Tim asuhan Arne Slot kini berada di ujung tanduk setelah menelan serangkaian hasil mengecewakan, meski sempat menunjukkan performa luar biasa di kompetisi Eropa.
Kemenangan telak 5-1 atas Eintracht Frankfurt di Liga Champions sempat memunculkan harapan bahwa The Reds telah menemukan kembali ritme permainan terbaik mereka. Namun, hasil gemilang itu ternyata hanya menjadi fatamorgana.
Dalam dua pertandingan domestik berikutnya, Liverpool kembali terpuruk, kalah 2-3 dari Brentford di Premier League, dan disingkirkan oleh Crystal Palace dengan skor 0-3 di babak keempat EFL Cup.
Pada laga Piala Liga tersebut, Slot memang menurunkan skuad muda dan pelapis sebagai bentuk prioritas terhadap performa di liga utama. Meski begitu, hasil di kompetisi domestik tetap menjadi sorotan tajam.
Liverpool kini tertinggal tujuh poin dari pemuncak klasemen sementara, Arsenal, dan belum mampu meraih satu pun poin di Premier League sejak pekan kelima.
Empat kekalahan beruntun dari Crystal Palace, Chelsea, Manchester United, dan Brentford membuat posisi mereka semakin tertekan. Jika kembali gagal meraih poin saat menjamu Aston Villa di Anfield akhir pekan ini, Arne Slot akan mencatat sejarah buruk sebagai manajer pertama Liverpool yang kalah dalam lima pertandingan Premier League berturut-turut.
Situasi ini belum pernah dialami The Reds selama lebih dari tujuh dekade. Terakhir kali Liverpool menderita lima kekalahan beruntun di liga terjadi pada musim 1953-1954, ketika mereka ditundukkan secara beruntun oleh Bolton Wanderers, Preston North End, Newcastle United, Wolverhampton Wanderers, dan Tottenham Hotspur. Musim itu pun berakhir tragis, Liverpool terdegradasi dari divisi teratas untuk pertama kalinya setelah finis di posisi juru kunci.
Kini, meski peluang degradasi tidak sebesar masa lalu, catatan suram itu kembali membayangi. Berdasarkan performa saat ini, Liverpool diproyeksikan hanya akan mengumpulkan sekitar 63 poin dari 38 pertandingan, cukup untuk bertahan di papan tengah, namun jauh dari ambisi mempertahankan gelar juara.
Para penggemar tentu berharap, laga kontra Aston Villa bisa menjadi titik balik. Jika tidak, malam di Anfield bisa berubah menjadi babak baru dalam sejarah kelam klub Merseyside tersebut.