Orang-orang berkumpul di sebuah SPBU karena kelangkaan bahan bakar di Bamako, Mali, 7 Oktober 2025. REUTERS
BAMAKO - Mali telah menangguhkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas di seluruh negeri selama dua minggu mulai Senin karena kelangkaan bahan bakar, kata pemerintah pada Minggu malam, setelah pemberontak yang terkait dengan al-Qaeda memberlakukan blokade.
Militan Jama`at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) mengumumkan blokade impor bahan bakar ke negara Afrika Barat yang terkurung daratan tersebut pada awal September dan sejak itu menyerang konvoi truk tangki bahan bakar yang berusaha memasuki negara tersebut atau mencapai ibu kota.
Para analis menggambarkan blokade bahan bakar tersebut sebagai bagian dari kampanye tekanan terhadap pemerintah Mali yang dipimpin militer oleh kelompok-kelompok militan yang ingin memutus pasokan ekonomi negara tersebut.
Beberapa stasiun pengisian bahan bakar di ibu kota Bamako telah ditutup. Karena tidak dapat mengisi tangki mereka, warga terpaksa berjalan kaki, mencoba mencari ojek, atau tinggal di rumah.
Berita penutupan sekolah ini menyusul pengumuman pada hari Jumat bahwa Rusia, yang telah berupaya mempererat hubungan dengan Mali dalam beberapa tahun terakhir, akan mengirimkan antara 160.000 dan 200.000 metrik ton minyak bumi dan produk pertanian. Kepala delegasi Rusia yang mengunjungi Mali pekan lalu, Alexey Keulika, tidak merinci dalam pengumuman tersebut jenis produk minyak bumi apa yang akan dikirimkan atau kapan.
Keulika juga mengatakan rapat dewan akan diadakan bulan depan untuk membahas kilang emas baru yang didukung Rusia yang sedang dibangun di negara tersebut.
Pada tahun 2024, Mali menunda, membuka tab baru, dimulainya tahun ajaran karena banjir parah setelah musim hujan.