Ilustrasi - ini penjelasan mengapa orang kafir mempunyai hidup dengan harta yang sangat banyak (Foto: Unsplash/Majid Pogung Dalangan)
JAKARTA - Sering muncul pertanyaan, yakni mengapa sebagian orang kafir tampak hidup berkecukupan dan sukses di dunia, sedangkan banyak orang beriman justru diuji dengan kesulitan?
Dalam pandangan Islam, kekayaan duniawi bukanlah ukuran kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT. Justru, harta yang melimpah bisa menjadi ujian atau bahkan istidraj, yakni penundaan azab bagi orang yang durhaka.
Allah SWT menjelaskan hal ini dalam firman-Nya:
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ، نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa dengan harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka, Kami menyegerakan kebaikan untuk mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 55–56)
Ayat ini menegaskan bahwa harta bukan tanda kasih sayang Allah, tetapi bisa menjadi umpan kesenangan sementara agar mereka semakin lalai hingga akhirnya mendapat balasan di akhirat.
Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang makna istidraj dalam sabdanya:
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ
“Apabila engkau melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seseorang padahal ia bermaksiat kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa itu adalah istidraj (penundaan azab).” (HR. Ahmad)
Hadis ini menunjukkan bahwa kelapangan hidup tanpa ketaatan bukanlah bukti keberkahan, melainkan bentuk ujian yang membuat manusia terlena dan semakin jauh dari kesadaran. Nikmat itu tampak indah di dunia, namun sejatinya menjerumuskan menuju kerugian abadi.
Islam mengajarkan bahwa dunia hanyalah tempat ujian, bukan tujuan akhir. Kenikmatan yang tampak mewah belum tentu membawa kebahagiaan sejati. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 55:
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
“Janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya Allah hendak menyiksa mereka dengan itu di dunia dan agar nyawa mereka melayang dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 55)
Ayat ini memperingatkan bahwa kekayaan dan keturunan bisa menjadi alat penyiksaan bagi orang yang ingkar, karena membuat mereka semakin jauh dari kebenaran.