• Oase

Ini Penyebab Ahli Ibadah Bisa Tetap Masuk Neraka

Vaza Diva | Minggu, 26/10/2025 17:45 WIB
Ini Penyebab Ahli Ibadah Bisa Tetap Masuk Neraka Ilustrasi - neraka (Foto: Unsplash/Ian Stauffer)

JAKARTA - Banyak orang menjalankan ibadah dengan tampilan sakral dan rutin, namun ternyata hanya dengan beribadah saja tidak menjamin seseorang terhindar dari azab.

Dalam ajaran Islam, kesalahan dalam niat, sikap, maupun perilaku bisa menjauhkan seorang ahli ibadah dari keridhaan Islam. Para ulama mengingatkan bahwa sebagiannya justru bisa masuk neraka jika kondisi‐kondisinya terpenuhi.

Salah satu sebab utama adalah kesombongan yang muncul dalam ibadah—misalnya merasa paling saleh, meremehkan orang lain, atau menunjukkan ibadahnya semata‐mata untuk dikenal.

Dalam salah satu ayat disebutkan bahwa Allah tidak menyukai orang yang “membangga‐banggakan diri” dan berbuat seakan‐akan ia tiada pasangan pelindung selain Allah.

Kemudian, menyia‐nyiakan harta atau kewajiban sosial meskipun rajin beribadah juga diperingatkan sebagai tindakan yang dibenci. Misalnya harta diperoleh untuk ibadah atau kebaikan, namun malah dihamburkan tanpa tujuan yang baik atau tidak disalurkan sebagaimana mestinya. dawateislami.net+1

Selanjutnya adalah perkataan sia‐sia atau banyak bicara tanpa makna, termasuk mengadu domba, menggosip, atau menyebar‐sebar fitnah. Rasulullah SAW disebutkan menegaskan bahwa:

“ke-lebihan perkataan membawa kelebihan kesalahan; kelebihan kesalahan membawa kelebihan dosa; dan kelebihan dosa membuat seseorang lebih dekat ke neraka.” 

Tindakan lain yang perlu diwaspadai ialah memutuskan tali silaturahmi / persaudaraan. Dalam Islam, menjaga hubungan baik antar‐sesama Muslim sangatlah penting.

Orang yang memutuskan atau mengabaikan silaturahmi tanpa sebab yang sah bisa berada dalam kondisi yang tidak disukai Allah. hidayahquran.com

Terakhir, syirik—yaitu menyekutukan Allah atau menyembah selain Allah—merupakan dosa terbesar yang bisa menghalangi seorang muslim dari rahmat dan pahala yang seharusnya diterima. Allah SWT menjamin bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik jika belum bertaubat sebenarnya.

Maka dari itu, bagi siapa pun yang tampak rajin beribadah namun tetap merasa ada yang kurang dalam kehidupannya—ada baiknya introspeksi: apakah niat kita benar, apakah amal kita konsisten dengan etika Islam, dan apakah perilaku kita mencerminkan akhlak yang mulia? Karena ibadah yang benar bukan hanya saat diam dan sujud, namun tercermin dalam mulut, tangan, hubungan sosial, dan niat yang tulus.