Ilustrasi - ini perbedaan neraka jahanam dan neraka saqar (Foto: Unsplash/Ian Stauffer)
JAKARTA - Dalam Islam, Al-Qur`an menggambarkan neraka sebagai tempat bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT.
Namun, di dalam Al-Qur`an terdapat beberapa nama neraka yang disebutkan dengan karakteristik berbeda, di antaranya Jahanam dan Saqar.
Meskipun keduanya sama-sama menggambarkan tempat azab, para ulama tafsir menjelaskan bahwa keduanya memiliki makna, tingkatan, dan fungsi yang berbeda dalam konteks Al-Qur`an.
Kata Jahanam disebut sebanyak 77 kali dalam Al-Qur’an dan menjadi istilah yang paling sering digunakan untuk menyebut neraka secara umum. Dalam bahasa Arab, Jahanam berasal dari kata jahm yang berarti “sangat dalam” atau “gelap.”
Para ulama menafsirkan bahwa Neraka Jahanam merupakan neraka paling besar dan menjadi tempat bagi orang-orang kafir serta mereka yang durhaka kepada Allah.
Menurut tafsir Ibnu Katsir, Jahanam adalah neraka dengan tingkat kedalaman yang luar biasa, di mana siksanya paling pedih dan tidak pernah berhenti. Dalam Surah An-Nisa ayat 56, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan yang lain agar mereka merasakan azab.”
Ayat ini menggambarkan kedahsyatan Jahanam sebagai tempat azab yang berulang tanpa henti, di mana penghuni neraka tidak akan pernah mati dan tidak pula terbebas dari siksaan.
Sementara itu, Saqar disebut dalam Al-Qur`an sebanyak empat kali, salah satunya dalam Surah Al-Muddatstsir ayat 42–43, ketika Allah menceritakan dialog antara penghuni surga dan penghuni neraka:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar?” Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.’”
Dari ayat tersebut, para mufasir menjelaskan bahwa Saqar merupakan salah satu lapisan atau tingkatan dalam neraka yang dikhususkan bagi orang-orang yang meninggalkan salat, tidak peduli terhadap orang miskin, dan mendustakan hari pembalasan.
Saqar juga digambarkan sebagai tempat dengan api yang tidak pernah padam, panasnya tidak tertahankan, dan tidak memberi kehidupan maupun kematian bagi penghuninya.
Dalam tafsir Al-Qurthubi, Saqar dipahami sebagai salah satu bagian dari Jahanam, bukan neraka yang terpisah. Dengan kata lain, Jahanam adalah istilah umum untuk neraka, sedangkan Saqar adalah salah satu lapisan atau tingkat di dalamnya.
Al-Qur`an menyebut ada tujuh tingkatan neraka: Jahanam, Laza, Hutamah, Sa’ir, Saqar, Jahim, dan Hawiyah — masing-masing diperuntukkan bagi kelompok manusia dengan tingkat dosa yang berbeda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Jahanam adalah sebutan umum untuk seluruh neraka, sedangkan Saqar adalah salah satu bagian di dalamnya yang memiliki fungsi dan karakteristik tersendiri.
Keduanya sama-sama menjadi peringatan keras bagi manusia agar tidak berpaling dari ketaatan kepada Allah SWT.
Memahami perbedaan ini bukan sekadar untuk mengetahui istilah, tetapi juga agar manusia semakin sadar akan konsekuensi dari setiap perbuatan.
Neraka bukan hanya gambaran hukuman di akhirat, melainkan juga peringatan agar manusia hidup dengan penuh keimanan, ibadah, dan kepedulian terhadap sesama di dunia.