• Oase

Benarkah Kemerdekaan Palestina Tanda Kiamat?

Vaza Diva | Senin, 20/10/2025 14:45 WIB
Benarkah Kemerdekaan Palestina Tanda Kiamat? Ilustrasi - Ini penjelasan tentang tanda-tanda hari Kiamat yang dihubungkan dengan kemerdekaan Palestina (Foto: Kompas)

JAKARTA - Belakangan ini, isu tentang kemerdekaan penuh Palestina kembali menjadi sorotan dunia. Namun, di tengah semangat perjuangan itu, muncul pandangan yang mengaitkan kemerdekaan Palestina dengan tanda-tanda kiamat.

Sebagian kalangan bahkan meyakini bahwa jika Palestina benar-benar merdeka, maka Perang Dunia III akan pecah dan akhir zaman segera tiba.

Narasi semacam ini banyak beredar di media sosial hingga ceramah-ceramah keagamaan, kerap dikaitkan dengan beberapa hadis tentang akhir zaman dan kekuasaan Islam di Baitul Maqdis (Yerusalem). Akibatnya, sebagian masyarakat menjadi resah dan memandang kemerdekaan Palestina sebagai awal dari kehancuran dunia.

Namun, benarkah kemenangan Palestina adalah tanda bahwa hari kiamat sudah dekat dan perang besar tak terhindarkan?

Salah satu hadis yang sering dijadikan dalil dalam narasi tersebut berbunyi:

إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدِهِمْ مِنْ رُءُوسِهِمْ

"Jika kamu melihat kekhilafahan telah berada di tanah suci (Baitul Maqdis), maka saat itu gempa, kesedihan, dan peristiwa-peristiwa besar sudah dekat. Dan kiamat lebih dekat dari tangan ini ke kepalamu." (HR. Abu Dawud)

Namun, menurut penelitian para ahli hadis seperti Syu’aib al-Arnauth dan al-Khithabi, sanad hadis ini mengandung perawi yang tidak jelas kredibilitasnya.

Beberapa ulama menjelaskan bahwa konteks hadis tersebut sebenarnya merujuk pada masa kekuasaan Bani Umayyah, bukan pada periode menjelang kiamat.

Artinya, menjadikan kemerdekaan Palestina sebagai penanda akhir zaman adalah penafsiran yang lemah, karena tidak memiliki dasar kuat dalam hadis sahih.

Dalam akidah Islam, waktu terjadinya kiamat adalah rahasia mutlak Allah SWT. Tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui kapan ia akan tiba, termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 187:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat: ‘Kapan terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu hanya di sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskannya selain Dia. Kiamat itu amat berat bagi langit dan bumi, ia tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.’” (QS. Al-A’raf: 187)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada kaitan langsung antara peristiwa duniawi termasuk kemerdekaan Palestina dengan waktu pasti datangnya kiamat.

Beberapa hadis memang menyebutkan keutamaan Baitul Maqdis sebagai wilayah penting hingga akhir zaman. Salah satunya adalah riwayat dari Imam Ahmad, bahwa akan selalu ada sekelompok umat Islam yang berjuang di sekitar Baitul Maqdis hingga ketentuan Allah datang kepada mereka. Namun, hadis ini tidak secara spesifik menyebut waktu terjadinya kiamat.

Dalam ilmu hadis, tingkat kesahihan sanad dan redaksi menjadi hal yang sangat penting, terutama jika digunakan dalam pembahasan akidah. Urusan besar seperti waktu kiamat harus berdasar pada dalil yang mutawatir dan sahih, bukan pada riwayat yang derajatnya masih diperdebatkan.

Oleh sebab itu, hadis-hadis tentang Baitul Maqdis lebih tepat dipahami sebagai penegasan peran strategis wilayah tersebut dalam sejarah Islam, bukan sebagai penanda langsung datangnya hari akhir.

Dengan demikian, anggapan bahwa kemerdekaan Palestina akan mempercepat datangnya kiamat atau memicu perang dunia tidak memiliki landasan kuat, baik secara teologis maupun historis. Narasi ini bahkan berpotensi melemahkan semangat perjuangan dan menimbulkan ketakutan yang tidak beralasan di kalangan umat.

Islam justru menekankan bahwa melawan kezaliman dan menegakkan keadilan adalah bagian dari iman. Menolong rakyat Palestina yang tertindas bukanlah bagian dari skenario kiamat, melainkan wujud solidaritas kemanusiaan dan tanggung jawab moral umat Islam.

Kalaupun nanti tanda-tanda akhir zaman terjadi di wilayah Syam atau Palestina, hal itu tidak meniadakan kewajiban manusia untuk berbuat adil dan menegakkan kebenaran. Sebab, waktu kiamat tetap menjadi rahasia Allah SWT, dan tidak seorang pun berhak memastikan kapan ia akan datang.