JAKARTA - Ziarah kubur merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam karena mengandung banyak hikmah. Melalui ziarah, seorang muslim diajak untuk mengingat kematian, mendoakan sesama, dan menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara.
Namun demikian, Islam juga menekankan adab dan batasan tertentu dalam berziarah. Sebab, apabila dilakukan dengan cara yang tidak benar, ziarah bisa kehilangan nilai spiritualnya dan bahkan berubah menjadi perbuatan yang dilarang.
Berikut lima perkara yang sebaiknya dihindari saat ziarah kubur menurut tuntunan syariat Islam.
1. Meminta dan Berdoa kepada Penghuni Kubur
Salah satu larangan utama saat ziarah kubur adalah memohon sesuatu kepada orang yang telah meninggal, baik berupa rezeki, jodoh, atau pertolongan.
Islam menegaskan bahwa doa dan permohonan hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk.
Perbuatan ini tergolong syirik kecil bahkan bisa menjadi syirik besar jika meyakini bahwa arwah memiliki kekuatan gaib selain Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
2. Menangis Berlebihan atau Meratap
Islam mengajarkan agar seorang muslim tetap menjaga kesabaran saat berada di pemakaman. Menangis karena sedih diperbolehkan, bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah menangis di makam putranya, Ibrahim.
Namun, menangis berlebihan disertai teriakan, ratapan, atau menampar pipi termasuk perbuatan yang dilarang. Rasulullah SAW bersabda:
"Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipinya, merobek bajunya, dan menyeru dengan seruan jahiliyah." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Duduk atau Menginjak Kuburan
Sebagian orang mungkin tanpa sadar duduk di atas makam saat berziarah, padahal hal ini termasuk larangan Rasulullah SAW. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan:
"Sungguh, jika salah seorang di antara kalian duduk di atas bara api hingga membakar pakaiannya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR. Muslim)
4. Menabur Bunga atau Kemenyan dengan Keyakinan Tertentu
Menabur bunga di atas makam bukanlah ibadah yang diajarkan secara khusus dalam Islam. Rasulullah SAW memang pernah meletakkan pelepah kurma di atas dua kubur seraya berdoa agar siksa keduanya diringankan (HR. Bukhari), tetapi hal itu tidak berarti setiap muslim wajib menirunya dengan ritual tertentu.
Jika menabur bunga sekadar sebagai simbol penghormatan tanpa keyakinan mistis, hal itu tidak masalah. Namun, jika disertai keyakinan bahwa bunga, dupa, atau kemenyan dapat memberi manfaat spiritual atau menolak bala, maka termasuk perbuatan bid‘ah yang dilarang.
5. Berperilaku Tidak Sopan di Area Pemakaman
Ziarah kubur sejatinya adalah ibadah yang penuh adab dan ketenangan. Karena itu, bercanda, berfoto, mengobrol keras, atau menggunakan ponsel di area makam sebaiknya dihindari.
Pemakaman bukan tempat rekreasi, melainkan tempat renungan dan doa. Bersikap tenang, menjaga kebersihan makam, dan tidak meninggalkan sampah merupakan bagian dari penghormatan kepada ahli kubur.