• Gaya Hidup

Mulut Terasa Kebas? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya

M. Habib Saifullah | Minggu, 19/10/2025 14:30 WIB
Mulut Terasa Kebas? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya Ilustrasi mulut mati rasa (Foto: Unsplash/Dmitry Vechorko)

JAKARTA - Pernahkah kamu merasakan sensasi aneh di mulut seperti kebas, kesemutan, atau seolah kehilangan rasa saat berbicara dan makan? Kondisi ini dikenal sebagai mulut mati rasa (oral numbness).

Oral numbness bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari hal sepele seperti efek obat bius gigi hingga gejala penyakit saraf yang perlu diwaspadai.

Mati rasa di area mulut umumnya bersifat sementara, namun bila berlangsung lama, hal itu bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.

Penyebab Umum Mulut Mati Rasa

1. Efek Obat Bius atau Perawatan Gigi

Penyebab paling sering dari mulut mati rasa adalah efek anestesi lokal setelah perawatan gigi.

Saat dokter gigi melakukan pencabutan gigi, tambal gigi, atau tindakan lain, saraf di sekitar mulut bisa terpengaruh oleh obat bius sehingga menimbulkan rasa kebas beberapa jam setelah perawatan.

Biasanya kondisi ini akan pulih dengan sendirinya dalam waktu 2–3 jam, tergantung dosis dan jenis obat bius yang digunakan.

2. Gangguan Saraf (Neuropati)

Rasa mati pada mulut bisa disebabkan oleh kerusakan atau tekanan pada saraf trigeminal, yaitu saraf utama yang mengatur sensasi pada wajah.

Kondisi seperti trigeminal neuralgia, stroke ringan, atau cedera kepala dapat memicu sensasi mati rasa pada sebagian wajah, bibir, dan lidah.

Jika rasa kebas muncul tiba-tiba disertai kelemahan di satu sisi tubuh, segera cari pertolongan medis, karena itu bisa merupakan tanda stroke.

3. Alergi Makanan atau Obat

Reaksi alergi terhadap makanan tertentu seperti seafood, kacang, atau obat-obatan bisa menyebabkan pembengkakan dan sensasi mati rasa di bibir dan lidah.

Gejala alergi biasanya juga disertai gatal, bengkak, atau kesulitan bernapas. Kondisi ini memerlukan perhatian serius karena bisa mengarah pada reaksi anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang mengancam nyawa.

4. Kekurangan Vitamin B12

Vitamin B12 berperan penting dalam menjaga fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah. Kekurangannya dapat menyebabkan neuropati perifer, yaitu gangguan pada saraf tepi yang menimbulkan gejala kesemutan atau mati rasa, termasuk di area mulut dan lidah.

Selain itu, kekurangan B12 sering disertai gejala lain seperti cepat lelah, pusing, dan kulit pucat.

5. Infeksi atau Peradangan

Infeksi pada gusi, gigi, atau sinus juga bisa menyebabkan saraf wajah tertekan dan memunculkan sensasi mati rasa sementara. Dalam beberapa kasus, infeksi virus herpes zoster (cacar ular) yang menyerang saraf wajah juga dapat menimbulkan kebas di sekitar mulut atau pipi.

6. Efek Samping Obat atau Anestesi Umum

Beberapa obat, terutama obat penenang, antidepresan, atau obat tekanan darah tinggi, memiliki efek samping berupa kesemutan atau mati rasa di area wajah dan mulut.

Selain itu, pasien yang baru menjalani operasi dengan anestesi umum mungkin juga mengalami sensasi serupa akibat efek residu dari obat bius yang masih memengaruhi sistem saraf.

7. Stres dan Kecemasan

Kondisi psikologis seperti stres berat atau serangan panik (panic attack) juga dapat menimbulkan gejala fisik seperti mati rasa di mulut, kesemutan pada jari, dan napas terasa pendek.

Hal ini terjadi karena hiperventilasi (napas terlalu cepat) yang mengubah keseimbangan kadar karbon dioksida dalam darah dan memengaruhi saraf sensorik.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini cara mengobati mulut mati rasa

Penanganan mulut mati rasa tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

- Jika akibat perawatan gigi: biarkan efek anestesi hilang secara alami. Hindari menggigit bagian pipi atau lidah yang mati rasa agar tidak terluka.

- Jika karena kekurangan vitamin: perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin B12 seperti telur, ikan, daging merah, susu, dan biji-bijian. Dokter mungkin juga akan memberikan suplemen tambahan.

- Jika karena alergi: hentikan konsumsi makanan atau obat pemicu. Segera periksa ke dokter jika gejala disertai bengkak atau sesak napas.

- Jika akibat infeksi: dokter akan memberikan obat antiradang, antibiotik, atau antivirus tergantung jenis infeksinya.

- Jika terkait gangguan saraf: pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau CT scan mungkin diperlukan untuk memastikan penyebab pasti.

- Jika dipicu stres: lakukan relaksasi pernapasan, meditasi, atau terapi psikologis untuk mengurangi kecemasan.