• Gaya Hidup

Lima Wisata Sejarah di Jakarta, Cocok Buat Libur Akhir Pekan

M. Habib Saifullah | Sabtu, 18/10/2025 12:05 WIB
Lima Wisata Sejarah di Jakarta, Cocok Buat Libur Akhir Pekan Museum Fatahillah di Kota Tua Jakarta (FOTO: JAKARTA TOURISM)

JAKARTA - Jakarta bukan hanya kota metropolitan penuh gedung pencakar langit dan kemacetan. Di sela hiruk-pikuk kota, ada lorong waktu yang menarik untuk dijelajahi bekas jejak kolonial, monumen perjuangan, museum peninggalan masa lampau.

Akhir pekan bisa menjadi waktu sempurna untuk berjalan kaki menyusuri lorong-lorong sejarah ibu kota, memetik kisah masa lalu dan menyentuh karakter kota.

Berikut lima rekomendasi lokasi wisata sejarah di Jakarta yang pas untuk agenda akhir pekanmu:

1. Kota Tua & Museum Fatahillah

Kamu bisa memulai perjalanan di Kota Tua Jakarta, kawasan yang dulu dikenal sebagai Batavia pusat pemerintahan kolonial Belanda. Jalan-jalan di sekitar Taman Fatahillah menghadirkan suasana masa lalu dengan bangunan kuno, jalan sempit, dan deretan museum.

Di pusatnya berdiri Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah Museum), yang dahulunya adalah balai kota Batavia. Museum ini menyimpan koleksi artefak dari periode prasejarah, masa kolonial Belanda, hingga era Indonesia merdeka.

Berjalan kaki di sekitar alun-alun, Anda bisa mampir ke Museum Wayang, Museum Bank Indonesia (gedung kuno De Javasche Bank), dan menyusuri deretan bangunan gaya kolonial tua.

Kota Tua sangat ideal untuk wisata sejarah santai, kamu bisa menggabungkan berjalan kaki, bersepeda, atau naik sepeda ontel — sambil menyimak informasi sejarah dari papan petunjuk dan pemandu lokal.

2. Monumen Nasional (Monas) dan Museum Sejarah Nasional

Tak jauh dari pusat Jakarta, berdiri megah Monumen Nasional (Monas), simbol kemerdekaan Indonesia. Selain menjadi obyek ikonik, Monas juga menyimpan museum bawah tanah yang menceritakan perjalanan bangsa dari zaman pra-kemerdekaan hingga kini.

Dari puncak Monas, kamu bisa melihat panorama kota Jakarta yang luas, melihat bagaimana kota kini tumbuh di atas lapisan sejarah lama. Monas menjadi titik temu antara wisata sejarah dan pemandangan modern.

Akhir pekan di Monas bisa diisi dengan sore di taman sekitarnya, duduk di area lapangan Merdeka, lalu meninjau ruang pamer di dasar monumen.

3. Museum Nasional Indonesia (“Museum Gajah”)

Jika kamu penasaran dengan kekayaan benda budaya Nusantara, Museum Nasional Indonesia adalah tempatnya. Sering disebut “Museum Gajah” karena patung gajah di halaman depannya, museum ini menampung ribuan koleksi artefak dari berbagai pulau, zaman dan suku.

Di sana kamu bisa melihat koleksi arca kuno, tekstil tradisional, keramik, benda sejarah kerajaan, dan benda-benda budaya lain dari Sabang sampai Merauke. Dengan ruang pamer yang luas dan koleksi yang beragam, museum ini cocok untuk menghabiskan waktu beberapa jam penuh dengan mengeksplorasi sejarah Nusantara.

4. Museum Taman Prasasti

Meski terlihat berbeda dari museum lainnya, Museum Taman Prasasti menghadirkan sisi sejarah yang unik, yaitu pemakaman kuno. Terletak di Jakarta Pusat, tempat ini dulunya adalah kompleks pemakaman Belanda yang dibangun sejak tahun 1795.

Saat berkeliling, kamu akan menemukan nisan kuno, prasasti, dan monumen untuk tokoh-tokoh penting masa colonial dan masa awal kemerdekaan. Suasana teduh pepohonan dan bangunan kuno membuat pengalaman wisata sejarah terasa lebih sunyi dan reflektif.

Museum ini ideal jika kamu ingin suasana berbeda: tidak seperti museum biasa, tetapi menyatukan elemen seni, sejarah, dan peringatan.

5. Museum Satria Mandala & Gedung Chandra Naya

Bergeser ke arah Jakarta Selatan dan Barat, kamu bisa mengunjungi Museum Satria Mandala, museum militer yang menyimpan koleksi persenjataan, kendaraan perang, diorama pertempuran, serta memorabilia sejarah militer Indonesia.

Selain itu, di Jakarta Barat terdapat Gedung Chandra Naya, bangunan bergaya Tionghoa yang telah berdiri sejak tahun 1807, milik keluarga Khouw. Gedung ini menjadi saksi bisu perkembangan komunitas Tionghoa di Batavia dan peninggalan arsitektur yang langka.

Kunjungan ke museum militer dan bangunan komunitas membuat wisata sejarahmu semakin variatif, bukan hanya kolonial Belanda dan perjuangan kemerdekaan, tetapi juga cerita lokal dan etnis.