JAKARTA - Dalam ajaran Islam, neraka (Jahannam) digambarkan sebagai tempat bagi mereka yang durhaka kepada Allah SWT, mengingkari kebenaran, dan menolak petunjuk-Nya.
Neraka bukan sekadar simbol penderitaan, tetapi juga peringatan agar manusia menjaga iman, amal, dan akhlak di dunia.
Allah SWT menggambarkan neraka dengan sangat tegas dalam Al-Qur’an, bukan untuk menakut-nakuti tanpa tujuan, melainkan agar manusia sadar bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban.
Di balik kerasnya gambaran siksaan neraka, tersimpan pesan kasih sayang Allah agar manusia tidak terjerumus ke dalamnya.
Panas Api yang Tidak Tertandingi
Dalam Surah Al-Mulk ayat 6–7, Allah SWT berfirman:
"Dan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, azab Jahannam; dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu mendidih."
Panas api neraka tidak dapat dibandingkan dengan api di dunia. Rasulullah SAW bersabda:
"Api kalian di dunia hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, panas yang kita rasakan di dunia hanyalah bayangan kecil dari siksaan yang sesungguhnya di akhirat.
Makanan dan Minuman yang Menyiksa
Penghuni neraka tidak dibiarkan mati, tetapi juga tidak diberi ketenangan hidup. Dalam Surah Ad-Dukhan ayat 43–46, Allah berfirman:
"Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan bagi orang yang banyak berdosa. Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut."
Mereka diberi minuman dari air yang sangat panas, bahkan disebutkan dalam Surah Muhammad ayat 15, air itu menghancurkan isi perut mereka.
Siksaan ini menggambarkan betapa kehidupan di neraka dipenuhi penderitaan tanpa jeda, bukan hanya fisik, tetapi juga batin yang tersiksa oleh penyesalan.
Pakaian dan Tempat yang Menyakitkan
Penghuni neraka tidak mengenakan pakaian sutra atau indah seperti di surga, melainkan pakaian dari api dan tembaga cair.
Dalam Surah Ibrahim ayat 49–50, disebutkan:
“Dan kamu akan melihat orang-orang berdosa pada hari itu diikat bersama dengan belenggu, pakaian mereka dari cairan ter, dan wajah mereka ditutupi api.”
Dinding-dinding neraka menjulang tinggi dan menutup rapat, membuat para penghuninya tidak bisa lari dari siksaan yang mengelilingi mereka dari segala arah.
Penyesalan yang Tiada Akhir
Yang paling menyakitkan dari semua siksaan bukan hanya panas api, tetapi penyesalan yang datang terlambat. Dalam Surah Al-Furqan ayat 27–29, Allah menggambarkan penyesalan orang kafir:
“Aduhai, kiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari peringatan ketika peringatan itu datang kepadaku.”
Neraka menjadi tempat di mana segala kesenangan dunia tak lagi berarti. Mereka menyadari betapa kecilnya kenikmatan dunia dibandingkan azab yang harus ditanggung selamanya.