• News

Bangladesh Luncurkan Program Imunisasi Tifoid untuk 50 Juta Anak

Tri Umardini | Senin, 13/10/2025 06:06 WIB
Bangladesh Luncurkan Program Imunisasi Tifoid untuk 50 Juta Anak Anak-anak bersekolah di sekolah terapung di daerah Bhangura, Pabna, Bangladesh. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Bangladesh telah memulai kampanye vaksinasi nasional untuk melindungi jutaan anak dari penyakit tifus, penyakit yang mengancam jiwa yang semakin kebal terhadap antibiotik.

Program selama sebulan yang diluncurkan pada hari Minggu (12/10/2025) ini bertujuan untuk mengimunisasi sekitar 50 juta anak berusia antara sembilan bulan dan 15 tahun dengan satu dosis vaksin konjugat tifoid (TCV).

Vaksin yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini menawarkan perlindungan hingga lima tahun dan didistribusikan secara gratis di bawah Program Imunisasi yang Diperluas (EPI) pemerintah.

Kampanye ini menyusul meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran strain tifoid yang resistan terhadap obat di Asia Selatan.

Pakistan telah memerangi strain tersebut sejak 2016 yang resistan terhadap hampir semua antibiotik, kecuali satu.

Tenaga kesehatan di Bangladesh memberikan vaksin melalui sekolah, klinik, dan kunjungan dari rumah ke rumah, dengan prioritas di daerah kumuh perkotaan dan desa-desa terpencil.

Kampanye ini akan berlangsung hingga 13 November, setelah itu TCV akan dimasukkan dalam jadwal imunisasi rutin negara tersebut.

Tifus, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi, menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Penyakit ini memicu demam, sakit perut, dan mual, serta dapat menyebabkan komplikasi fatal jika tidak ditangani.

Para peneliti di Bangladesh baru-baru ini mengidentifikasi strain yang resistan terhadap ceftriaxone – sebuah perkembangan yang mengkhawatirkan, karena ceftriaxone tetap menjadi salah satu pengobatan terakhir yang efektif.

Para ahli memperingatkan bahwa tanpa tindakan pencegahan, strain yang resistan dapat membuat tifus jauh lebih sulit ditangani. Didukung oleh Gavi, Aliansi Vaksin, kampanye ini bertujuan untuk menurunkan tingkat infeksi dan membatasi penyebaran resistensi.

Saat meresmikan program tersebut, penasihat kesehatan pemerintah, Nurjahan Begum, mengatakan bahwa "memalukan" bahwa anak-anak masih meninggal akibat tifus di Bangladesh.

Ia berharap negara ini dapat memberantas penyakit tersebut sebagaimana yang telah dilakukan terhadap diare dan rabun senja.

Para pejabat menyoroti catatan keamanan vaksin yang kuat di negara-negara tetangga seperti Pakistan, Nepal, dan Mumbai, India, di mana tidak ada efek samping utama yang dilaporkan. (*)