• News

Pakar PBB Ungkap Pemulihan Gaza akan Membutuhkan Waktu Beberapa Generasi

Tri Umardini | Senin, 13/10/2025 03:03 WIB
Pakar PBB Ungkap Pemulihan Gaza akan Membutuhkan Waktu Beberapa Generasi Seorang pria mendorong sepedanya saat warga Palestina berjalan menuju Kota Gaza dari Nuseirat di Gaza tengah pada 11 Oktober 2025. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Israel harus mengizinkan tenda dan karavan untuk segera dikirim ke Jalur Gaza, kata seorang pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa, karena warga Palestina yang mengungsi yang kembali ke utara wilayah yang dibombardir telah mendapati rumah dan lingkungan mereka hancur.

Balakrishnan Rajagopal, pelapor khusus PBB tentang hak atas perumahan yang layak, mengatakan orang-orang tidak menemukan apa pun selain puing-puing di area yang telah ditinggalkan pasukan Israel di Gaza utara.

"Dampak psikologis dan traumanya sangat mendalam, dan itulah yang kami saksikan saat ini ketika orang-orang kembali ke Gaza utara," ujarnya dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu (11/10/2025).

Puluhan ribu warga Palestina telah mengalir kembali ke Gaza utara setelah pasukan Israel mundur pada hari Jumat (10/10/2025) sebagai bagian dari gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk menghentikan konflik dua tahun.

Warga Palestina di seluruh daerah kantong pantai menyambut baik penangguhan pemboman Israel, yang telah menewaskan lebih dari 67.700 orang sejak Oktober 2023 dan menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan.

PBB memperkirakan bahwa 92 persen dari seluruh bangunan tempat tinggal di Gaza telah rusak atau hancur sejak perang dimulai, dan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi terpaksa tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan darurat lainnya.

Rajagopal mencatat bahwa tenda dan karavan dimaksudkan untuk dikirim ke Gaza selama gencatan senjata awal tahun ini tetapi "hampir tidak ada" yang diizinkan masuk karena blokade ketat Israel.

"Bagi saya, itulah inti permasalahan saat ini. Bahkan bantuan dan pertolongan segera kepada rakyat Gaza pun mustahil kecuali Israel berhenti mengendalikan semua titik masuk. Itu penting," ujar pakar PBB.

Rajagopal, yang menggunakan istilah “domisida” untuk menggambarkan penghancuran rumah-rumah di seluruh Jalur Gaza, mengatakan penghancuran perumahan di Gaza merupakan komponen utama genosida Israel terhadap warga Palestina.

“Penghancuran rumah-rumah dan pengusiran penduduk dari wilayah tersebut, serta menjadikan wilayah tersebut tidak layak huni, merupakan salah satu cara utama terjadinya tindakan genosida,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa proses pemulihan pada akhirnya akan memakan waktu beberapa generasi.

“Ini seperti Nakba lainnya,” ujarnya, merujuk pada pembersihan etnis Palestina ketika Israel didirikan pada tahun 1948.

“Apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir akan menjadi sesuatu yang serupa.” (*)