Ilustrasi - berdoa (Foto: akurat)
JAKARTA - Dalam kehidupan berumah tangga, doa selalu menjadi penguat utama yang menjaga keharmonisan dan keberkahan. Belakangan, muncul sebuah ungkapan populer di tengah masyarakat: “Doa istri menembus langit.”
Ungkapan ini bukanlah ayat Al-Qur`an maupun hadis yang secara tekstual disebutkan, melainkan lahir dari pemahaman akan kedudukan doa dalam Islam, khususnya doa seorang istri terhadap suaminya.
Dalam ajaran Islam, doa memang memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rasulullah SAW bersabda:
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ
“Doa adalah senjata orang beriman.” (HR. Al-Hakim)
Hadis ini menegaskan bahwa siapa pun yang berdoa dengan tulus akan memiliki kekuatan untuk mengetuk pintu langit. Maka doa seorang istri, dengan ketulusan cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap suami dan keluarganya, diyakini memiliki bobot istimewa di sisi Allah.
Ikatan suami istri adalah ikatan suci yang lahir dari akad nikah, sebuah perjanjian agung yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai mitsaqan ghalizha. Dari ikatan inilah doa seorang istri tidak hanya menjadi bentuk ibadah pribadi, tetapi juga doa yang menyertai perjalanan rumah tangga.
Ketika seorang istri mendoakan suaminya agar diberikan rezeki yang halal, kesehatan, dan keselamatan, doa itu lahir dari hati yang penuh keikhlasan, sehingga mudah diijabah oleh Allah SWT.
Para ulama sering menjelaskan bahwa doa istri kepada suami dapat disejajarkan dengan doa orang tua kepada anak, atau doa anak kepada orang tua. Keduanya memiliki ikatan batin yang kuat dan dilandasi rasa kasih sayang. Rasulullah SAW pun mengingatkan tentang kekuatan doa dalam sabdanya:
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
“Takutlah kalian terhadap doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meski hadis ini berbicara tentang doa orang yang dizalimi, para ulama menekankan bahwa setiap doa yang lahir dari hati yang tulus—baik doa orang tua, doa istri, atau doa hamba lainnya—akan lebih mudah menembus langit.
Ungkapan “Doa istri menembus langit” pada akhirnya bukan hanya kiasan indah, melainkan sebuah pengingat bahwa doa seorang istri dapat menjadi benteng bagi keluarganya.
Dari lisannya yang penuh cinta, lahirlah doa yang menjaga suami ketika bekerja, menguatkan anak-anak ketika belajar, serta membawa keberkahan dalam setiap langkah rumah tangga.
Dengan demikian, doa istri benar-benar dapat menembus langit, bukan karena statusnya semata, melainkan karena keikhlasan hati dan keteguhan iman. Doa itu adalah ikatan spiritual yang menyatukan cinta di dunia dengan harapan akan keberkahan hingga akhirat.