JAKARTA - Membaca Al-Qur’an tidak hanya sebatas melafalkan huruf-huruf Arab, tetapi juga harus memperhatikan kaidah yang benar agar maknanya tidak berubah.
Dalam Islam, ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan benar disebut ilmu tajwid. Ilmu ini menjadi dasar utama bagi setiap Muslim agar mampu membaca kalamullah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Secara bahasa, kata tajwid berasal dari akar kata jawwada - yujawwidu - tajwidan yang berarti membaguskan atau memperindah.
Sedangkan menurut istilah, tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara mengeluarkan huruf-huruf dari makhrajnya dengan benar, serta memberikan hak dan mustahaknya, seperti panjang-pendek (mad-qashr), tebal-tipis (tafkhim-tarqiq), dan hukum-hukum bacaan tertentu.
Para ulama menjelaskan bahwa ilmu tajwid bertujuan untuk menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an dan menghindari kesalahan dalam pelafalan huruf.
Dengan tajwid, seorang Muslim dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW melalui sanad bacaan yang mutawatir.
1. Hukum Nun Sakinah dan Tanwin
Hukum pertama yang penting dalam tajwid adalah Nun Sakinah dan Tanwin, yaitu bacaan yang melibatkan huruf nun sukun (نْ) dan dua harakat tanwin (ــًــ ٍــ ٌ). Ada empat hukum yang termasuk dalam kategori ini:
Idzhar Halqi, yaitu membacanya dengan jelas ketika bertemu dengan huruf-huruf tenggorokan (ء, ه, ع, ح, غ, خ).
Idgham, yaitu meleburkan bunyi nun ke dalam huruf setelahnya. Idgham terbagi dua: Idgham Bighunnah (melebur dengan dengung) dan Idgham Bilaghunnah (tanpa dengung).
Iqlab, yaitu mengubah bunyi nun menjadi mim ketika bertemu huruf ba’ (ب).
Ikhfa, yaitu membaca samar antara jelas dan dengung jika bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ikhfa.
2. Hukum Mim Sakinah
Hukum kedua adalah Mim Sakinah, yaitu huruf mim yang sukun (مْ). Hukum ini terbagi menjadi tiga bagian:
Idgham Mimi (atau Idgham Mitslain Shaghir), yaitu meleburkan bunyi mim sukun dengan mim berharakat yang datang setelahnya.
Ikhfa Syafawi, yaitu membaca samar bila mim sukun bertemu dengan huruf ba’ (ب).
Idzhar Syafawi, yaitu membacanya dengan jelas ketika mim sukun bertemu dengan huruf selain mim dan ba’.
3. Hukum Mad (Panjangan Bacaan)
Hukum mad berkaitan dengan bacaan panjang pendek dalam Al-Qur’an. Mad terjadi ketika ada huruf mad (ا, و, ي) yang didahului oleh harakat sejenis. Secara umum, mad terbagi menjadi dua jenis besar:
Mad Thabi’i, yaitu bacaan panjang alami sepanjang dua harakat.
Mad Far’i, yaitu bacaan panjang yang disebabkan oleh huruf hamzah atau sukun setelah huruf mad, seperti Mad Wajib Muttasil, Mad Jaiz Munfasil, Mad Aridh Lissukun, dan lainnya.
Menjaga panjang pendek bacaan menjadi hal penting karena perubahan panjang bacaan dapat mengubah arti ayat secara keseluruhan.
4. Qalqalah
Qalqalah berarti pantulan suara atau getaran saat melafalkan huruf tertentu. Huruf qalqalah ada lima, dikenal dengan istilah قطب جد (Qaf, Tha, Ba, Jim, Dal).
Qalqalah terbagi menjadi tiga tingkatan: Qalqalah Sugra (pantulan ringan di tengah kata), Qalqalah Kubra (pantulan kuat di akhir kata), dan Qalqalah Akbar (paling kuat saat berhenti di huruf qalqalah berharakat sukun).
5. Tafkhim dan Tarqiq
Dalam ilmu tajwid juga dikenal istilah Tafkhim (pembesaran suara) dan Tarqiq (penipisan suara). Hukum ini berlaku pada huruf-huruf tertentu, terutama huruf ra (ر) dan huruf-huruf istifal seperti ص، ض، ط، ظ، غ، خ.
Tafkhim dilakukan dengan suara tebal dan berat.
Tarqiq dilakukan dengan suara tipis dan ringan.
6. Lam dan Ra’
Huruf lam memiliki hukum khusus, terutama ketika terdapat dalam lafaz lafzul jalalah (اللّٰه). Jika sebelumnya didahului harakat fathah atau dhommah, maka dibaca tebal (tafkhim).
Namun jika didahului kasrah, dibaca tipis (tarqiq). Sedangkan huruf ra’ (ر) memiliki hukum yang mirip, di mana bacaan tebal atau tipisnya bergantung pada harakat yang mendahuluinya.
7. Hukum Alif Lam Syamsiyah dan Qamariyah
Ketika huruf alif lam (ال) muncul di awal kata, cara membacanya tergantung pada huruf setelahnya:
Jika setelah al terdapat huruf syamsiyah (ت، ث، د، ذ، ر، ز، س، ش، ص، ض، ط، ظ، ل، ن), maka huruf lam tidak dibaca dan huruf berikutnya ditasydidkan.
Jika setelah al terdapat huruf qamariyah (ا، ب، ج، ح، خ، ع، غ، ف، ق، ك، م، هـ، و، ي), maka huruf lam dibaca jelas.