• News

Menlu AS Sebut Prioritasnya adalah Membebaskan Para Sandera di Gaza

Yati Maulana | Selasa, 07/10/2025 12:05 WIB
Menlu AS Sebut Prioritasnya adalah Membebaskan Para Sandera di Gaza Demonstran berunjuk rasa menjelang peringatan dua tahun serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, dan menuntut pembebasan segera semua sandera serta diakhirinya perang di Gaza, di Tel Aviv, Israel, 4 Oktober 2025. REUTERS

WASHINGTON - Perang di Gaza "belum" berakhir, kata Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Minggu, menyebut pembebasan sandera yang ditawan Hamas sebagai tahap pertama, sementara detail tentang apa yang akan terjadi setelahnya masih perlu dirumuskan.

Ia mengatakan kepada acara Meet the Press di NBC bahwa Hamas "pada dasarnya" telah menyetujui proposal Presiden Donald Trump dan kerangka kerja pembebasan sandera, sementara pertemuan sedang berlangsung untuk mengoordinasikan logistiknya.

"Mereka juga telah sepakat, secara prinsip dan umum, untuk membahas gagasan tentang apa yang akan terjadi setelahnya," katanya. "Banyak detail yang harus dirumuskan." Berbicara kemudian kepada Fox News Sunday, Rubio mengatakan bahwa belum ada yang pasti.

"Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen," katanya. Rubio mengatakan kepada NBC bahwa AS akan segera mengetahui apakah Hamas serius atau tidak selama perundingan teknis yang sedang berlangsung untuk mengoordinasikan pembebasan para sandera.

"Prioritas nomor satu, yang kami yakini dapat dicapai dengan sangat cepat, adalah pembebasan semua sandera dengan imbalan Israel kembali" ke garis kuning - tempat Israel berdiri di Gaza pada pertengahan Agustus - kata Rubio.

Ia menggambarkan fase kedua dari masa depan jangka panjang Gaza sebagai "bahkan lebih sulit."

"Apa yang terjadi setelah Israel mundur ke garis kuning, dan berpotensi melampauinya, seiring perkembangan situasi ini? Bagaimana Anda menciptakan kepemimpinan teknokratis Palestina yang bukan Hamas?" kata Rubio. "Bagaimana Anda melucuti senjata kelompok teroris apa pun yang akan membangun terowongan dan melakukan serangan terhadap Israel? Bagaimana Anda membuat mereka didemobilisasi?"

"Semua kerja keras itu memang akan sulit, tetapi itu penting, karena tanpanya, Anda tidak akan memperoleh kedamaian abadi," tambahnya.