JAKARTA - Dalam budaya modern yang menekankan penampilan, memiliki wajah menawan sering dianggap mempermudah seseorang dalam menjalin hubungan asmara.

Namun kenyataannya, orang yang good looking tidak selalu memiliki kehidupan percintaan yang mulus. Justru, daya tarik fisik yang dianggap keunggulan bisa menghadirkan tantangan sosial tersendiri.

Salah satu faktor utama adalah asumsi bahwa orang menarik pasti sudah memiliki pasangan. Pandangan ini kerap menciptakan jarak, karena banyak orang enggan mendekat terlebih dahulu.

Selain itu, kesan “terlalu sempurna” juga menempel pada mereka yang rupawan, sehingga orang lain kadang merasa minder atau ragu untuk memulai percakapan.

Di sisi lain, orang good looking sering menghadapi ketertarikan yang dangkal. Banyak orang tertarik hanya pada penampilan, bukan kepribadian atau karakter yang sebenarnya.

Hal ini membuat mereka lebih selektif dan waspada dalam menjalin hubungan, karena sulit membedakan mana ketertarikan yang tulus dan mana yang hanya didorong oleh visual.

Tekanan sosial juga turut memengaruhi pengalaman asmara mereka. Orang menarik sering diharapkan selalu tampil sempurna, baik secara fisik maupun perilaku, termasuk pencapaian pribadi.

Ekspektasi ini membuat mereka lebih hati-hati dalam membuka diri, takut dinilai atau disalahpahami semata karena penampilan.

Lebih jauh lagi, standar publik yang tinggi bisa membuat hubungan rentan kandas ketika realitas tidak sesuai harapan. Dalam beberapa kasus, mereka menjadi korban ghosting atau menghadapi hubungan yang tidak serius. Tekanan dari daya tarik awal bisa berubah menjadi beban psikologis bagi pasangan.

Studi psikologi sosial menunjukkan bahwa daya tarik fisik hanya berperan di tahap awal ketertarikan. Faktor-faktor seperti kecocokan nilai, kemampuan komunikasi, dan empati menjadi fondasi hubungan yang sehat dan langgeng.

Dengan demikian, memiliki wajah menawan bukan jaminan keberhasilan atau kebahagiaan dalam percintaan. Di balik senyuman dan sorotan perhatian, orang yang good looking pun sering menghadapi perjuangan emosional dan tantangan sosial yang tidak kalah kompleks.