JAKARTA - Seorang Muslim tentu berharap kelak menjadi bagian dari para penghuni surga yang abadi. Dalam Al-Qur’an dan tafsirnya, terdapat gambaran indah tentang kehidupan ruhani mereka: bagaimana doa, salam, dan pujian senantiasa terucap sebagai ungkapan syukur dan kebahagiaan yang tak terhingga. Tiga kalimat ini menyingkap betapa tinggi derajat mereka di sisi Allah SWT.

Kalimat-kalimat ini cerminan keyakinan, hormat, dan pengakuan atas keagungan Allah SWT. Melalui pengucapan itu, penghuni surga terus-menerus hidup dalam ibadah dan kehadiran kecintaan kepada Sang Pencipta

دَعْوٰٮهُمۡ فِيهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمۡ فِيهَا سَلٰمٌ ۚ وَءَاخِرُ دَعْوٰٮهُمۡ أَنِ ٱلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ ٱلۡعٰلَمِيۡنَ

“Doa mereka di dalamnya ialah: ‘Subhanaka Allahumma’, dan salam penghormatan mereka ialah: ‘Salam’. Dan penutup doa mereka ialah: ‘Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamin’.”

Subhanaka Allahumma (سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ)

Kalimat ini menjadi permulaan doa penghuni surga, yang menyatakan bahwa Allah SWT Mahasuci dan tiada cela bagi-Nya. Mereka mengagungkan Allah tanpa cela, dalam keadaan yang paling mulia.

Salam (سَلَامٌ)

Ucapan salam di surga adalah penghormatan yang sempurna. “Salam” ini menunjukkan kedamaian, keselamatan, dan kebahagiaan yang tak pernah hilang. Dalam kehidupan dunia, salam sering diucapkan; di surga, salam menjadi ekspresi permanen dalam pertemuan dan komunikasi antar penghuni surga.

Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamin (ٱلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيۡنَ)

Doa ini menutup rangkaian ucapan mereka, mengungkapkan rasa syukur tak terbatas kepada Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam. Segala puji hanya bagi-Nya, pencipta langit, bumi, dan semua makhluk.