Drone Kembali Ganggu Bandara Denmark dalam Dugaan Serangan Hibrida

Yati Maulana | Jum'at, 26/09/2025 11:05 WIB
Drone Kembali Ganggu Bandara Denmark dalam Dugaan Serangan Hibrida Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, dan Menteri Kehakiman, Peter Hummelgaard, menghadiri konferensi pers di Kementerian Pertahanan di Kopenhagen, Denmark, 25 September 2025. Foto via REUTERS

KOPENHAGEN - Denmark mengatakan pada hari Kamis bahwa serangan drone yang sempat menutup dua bandaranya dan memengaruhi instalasi militer semalaman merupakan serangan hibrida yang bertujuan untuk menyebarkan ketakutan, tetapi mengatakan tidak mengetahui siapa dalangnya.

Insiden-insiden ini hanyalah yang terbaru dari serangkaian serangan drone - termasuk dua hari yang lalu di Denmark - selama beberapa minggu terakhir yang telah mengungkap kerentanan wilayah udara Eropa dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam melawannya.

Polandia menembak jatuh pesawat nirawak yang diduga milik Rusia di wilayah udaranya pada 10 September. Pihak berwenang Denmark mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka memutuskan untuk tidak menembak jatuh pesawat nirawak tersebut di wilayah udaranya karena alasan keamanan, meskipun telah menyebabkan gangguan pada lalu lintas udara.

BANDARA AALBORG DITUTUP SELAMA TIGA JAM
Bandara Billund, bandara terbesar kedua di Denmark, ditutup selama satu jam, dan Bandara Aalborg, yang digunakan untuk penerbangan komersial dan militer, ditutup selama tiga jam karena serangan pesawat nirawak pada Rabu malam, kata polisi Denmark.

Keduanya telah dibuka kembali pada Kamis pagi.
Pesawat nirawak juga terlihat semalaman di dekat bandara di Esbjerg dan Sonderborg, serta pangkalan udara Skrydstrup, yang menampung beberapa jet tempur F-16 dan F-35 Denmark, dan di atas fasilitas militer di Holstebro, kata polisi kepada Reuters.

Semua lokasi yang terdampak berada di semenanjung Jutlandia di Denmark bagian barat. "Ini jelas bukan kebetulan. Ini tampak sistematis. Inilah yang saya definisikan sebagai serangan hibrida," ujar Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, kepada para wartawan, seraya menambahkan bahwa negara tersebut tidak menghadapi ancaman militer langsung.

Warga setempat, Morten Skov, mengatakan kepada Reuters bahwa ia melihat lampu hijau berkedip datang dari arah barat Bandara Aalborg, yang "berhenti tepat di atas" fasilitas tersebut.

Dalam sebuah video yang dibagikan Skov kepada Reuters, cahaya terlihat bergerak menjauh dari bandara menuju barat.

Kepolisian nasional Denmark mengatakan bahwa drone-drone tersebut mengikuti pola yang serupa dengan drone yang menghentikan penerbangan di Bandara Kopenhagen pada Senin malam dan Selasa dini hari.

DENMARK MENUNJUKKAN JARI PADA RUSIA
Perdana Menteri Mette Frederiksen menggambarkan insiden di bandara Kopenhagen sebagai "serangan" paling serius yang pernah terjadi terhadap infrastruktur penting Denmark dan mengaitkannya dengan serangkaian dugaan serangan pesawat nirawak Rusia dan gangguan lainnya di seluruh Eropa, tanpa memberikan bukti.

Duta Besar Rusia untuk Denmark, Vladimir Barbin, membantah keterlibatan negaranya dalam insiden Kopenhagen. Rusia belum berkomentar mengenai insiden pesawat nirawak terbaru di atas Jutland.

Poulsen mengatakan pemerintah belum memutuskan apakah akan meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 NATO. Berdasarkan pasal tersebut dalam perjanjian pendirian aliansi militer tersebut, para anggota dapat membahas isu apa pun yang menjadi perhatian, terutama yang berkaitan dengan keamanan, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk menentukan langkah yang akan diambil.

Polandia menerapkan Pasal 4 awal bulan ini setelah menjatuhkan pesawat nirawak di wilayahnya, yang oleh Perdana Menteri Polandia Donald Tusk disebut sebagai "provokasi skala besar" oleh Rusia. Moskow mengatakan tidak berencana untuk menyerang target apa pun di Polandia saat melakukan serangan pesawat nirawak di Ukraina barat yang berdekatan.

Serangan pesawat nirawak terbaru di Denmark terjadi hanya seminggu setelah Kopenhagen mengumumkan akan mengakuisisi senjata presisi jarak jauh untuk melawan ancaman Rusia terhadap Eropa. Frederiksen menyebut hal ini sebagai "perubahan paradigma dalam kebijakan pertahanan Denmark".

Inisiatif Denmark baru-baru ini untuk meningkatkan anggaran militernya telah menuai kritik tajam dari Rusia, termasuk rencana untuk menjadi tuan rumah produksi bahan bakar rudal Ukraina di dekat pangkalan udara Skrydstrup.