• News

Sejarah Pembangunan Masjidil Aqsa, Tonggak Peradaban Islam di Palestina

M. Habib Saifullah | Rabu, 24/09/2025 14:35 WIB
Sejarah Pembangunan Masjidil Aqsa, Tonggak Peradaban Islam di Palestina Seorang wanita Palestina berdoa di kompleks al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, di Kota Tua Yerusalem 5 Maret 2024 (Foto: REUTERS)

JAKARTA - Masjidil Aqsa di Yerusalem adalah salah satu situs paling suci bagi umat Islam. Bersama Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Masjidil Aqsa menjadi bagian dari tiga masjid yang dimuliakan dalam Islam.

Sejarah panjangnya bukan hanya soal arsitektur, tetapi juga terkait erat dengan perjalanan para nabi dan peristiwa penting dalam sejarah agama samawi.

Menurut riwayat sahih, Masjidil Aqsa pertama kali dibangun oleh Nabi Adam AS sebagai tempat ibadah setelah pembangunan Ka’bah di Makkah.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW ditanya sahabat Abu Dzar tentang masjid pertama di muka bumi, beliau menjawab Ka’bah. Ketika ditanya masjid kedua, beliau menjawab: “Masjidil Aqsa.” Jarak antara keduanya disebut sekitar 40 tahun.

Seiring berjalannya waktu, bangunan Masjidil Aqsa diperbaiki kembali oleh Nabi Ya’qub AS, lalu dilanjutkan oleh Nabi Daud AS yang mulai mendirikan fondasi baru. Pekerjaan itu diteruskan oleh putranya, Nabi Sulaiman AS, yang kemudian menyempurnakan pembangunan Baitul Maqdis dengan megah.

Pada masa Nabi Sulaiman, Masjidil Aqsa tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kejayaan kerajaan Bani Israil.

Bangunan masjid ini mengalami beberapa kali kerusakan akibat invasi dan peperangan. Pada tahun 70 M, pasukan Romawi menghancurkan sebagian besar kompleks Baitul Maqdis.

Namun, ketika Islam datang dan pasukan Khalifah Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem pada tahun 638 M, umat Islam membangun kembali masjid di area tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat suci itu.

Umar sendiri dikenal membangun mushalla sederhana di lokasi yang kini berdiri kompleks Masjidil Aqsa.

Pada masa Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putranya, Al-Walid bin Abdul Malik, memperluas serta memperindah Masjidil Aqsa.

Kompleks masjid diperkuat dengan kubah, ruang shalat utama, serta bangunan pelengkap yang membuatnya menjadi pusat ibadah umat Islam di wilayah Syam. Dari masa inilah bentuk Masjidil Aqsa yang dikenal sekarang mulai terbentuk.

Masjidil Aqsa juga memiliki makna istimewa dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Dari masjid inilah Nabi Muhammad SAW diisra’kan dari Masjidil Haram, sebelum kemudian dimi’rajkan ke Sidratul Muntaha.

Kini, Masjidil Aqsa berdiri sebagai simbol iman, sejarah, dan perjuangan. Meski berkali-kali mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan konflik, masjid ini tetap dipelihara dan dijaga.