• Oase

Bangsa Kanaan, Penduduk Pertama Tanah Palestina

M. Habib Saifullah | Rabu, 24/09/2025 12:38 WIB
Bangsa Kanaan, Penduduk Pertama Tanah Palestina Ilustrasi bangsa Kanaan (Foto: era.id)

JAKARTA - Sejarah panjang Palestina tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Bangsa Kanaan, kelompok masyarakat kuno yang diyakini sebagai penduduk asli wilayah tersebut.

Nama Kanaan kerap muncul dalam berbagai catatan sejarah dan kitab suci, menggambarkan mereka sebagai bangsa yang mendiami kawasan Levant, termasuk Palestina, sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Bangsa Kanaan diyakini berasal dari rumpun Semit dan telah tinggal di kawasan pesisir Timur Tengah sejak milenium ketiga sebelum masehi. Mereka membangun kota-kota penting di sepanjang pesisir Laut Tengah, lembah Yordan, dan dataran tinggi Palestina.

Kota-kota seperti Yerikho, Gaza, hingga Sidon dikenal sebagai bagian dari peradaban Kanaan yang maju di bidang perdagangan, pertanian, dan kebudayaan.

Berbagai penelitian arkeologi menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki sistem kepercayaan yang kompleks, seni arsitektur yang berkembang, serta kemampuan bercocok tanam yang tinggi.

Mereka juga dikenal sebagai pedagang ulung yang menjalin hubungan dagang dengan Mesir, Mesopotamia, hingga wilayah Anatolia. Peran strategis Palestina sebagai jalur lintas perdagangan menjadikan bangsa Kanaan bagian penting dalam dinamika peradaban kuno.

Dalam catatan sejarah, bangsa Kanaan kerap disebut sebagai bangsa yang menolak tunduk kepada kekuatan asing.

Meski kemudian wilayah mereka mengalami berbagai invasi, termasuk oleh bangsa Mesir kuno dan bangsa-bangsa lain di Timur Dekat, identitas Kanaan tetap melekat kuat pada tanah Palestina. Banyak ahli menyebut, darah dan budaya Kanaan masih mengalir dalam masyarakat Palestina modern.

Sejarawan menilai bahwa klaim bangsa Kanaan sebagai penduduk asli Palestina menjadi bukti bahwa tanah ini memiliki akar historis yang panjang, jauh sebelum hadirnya bangsa-bangsa lain.

Fakta ini sekaligus menegaskan bahwa Palestina bukan sekadar wilayah sengketa, melainkan tanah yang sejak awal telah dihuni dan dibangun oleh sebuah bangsa dengan kebudayaan yang kaya.