JAKARTA - Pidato resmi para Kepala Negara sudah dilakukan di kantor pusat PBB, New York, Amerika Serikat pada Senin (22/9/2023).
Dibuka dengan pidato dari Presiden Brazil dilanjutkan oleh Presiden Trump dan urutan ketiga Presiden Prabowo, Presiden Erdogan dan seterusnya.
Presiden Prabowo yang berpidato cukup energik dan berapi api berhasil menghipnotis para peserta sidang umum.
Pengamat Komunikasi Politik dari Swarna Dwipa Institute (SDI) Frans Immanuel Saragih menyatakan Prabowo berhasil menunjukkan taring Indonesia di pentas Internasional. “Ini luar biasa sekali, tidak pernah kita temukan dalam beberapa dekade ini Presiden Indonesia yang sangat berapi api di berpidato di Sidang Umum PBB, menilik sejarah gaya berapi apinya mengingatkan kita akan Presiden Soekarno,” ujar Frans di Jakarta, Rabu (24/9/2024).
Selain itu penekanan kalimat yang dilakukan Prabowo sangat tepat sasaran, dimana beliau ingin adanya kesamaan keadilan bagi masing-masing negara, dan Prabowo mengingatkan bagaimana semangat membentuk PBB dahulu setelah Perang Dunia ke 2 berakhir. “Bagi saya ini juga sangat bagus dikemukakan di depan Presiden negara negara lain, khususnya bagi negara kelompok maju,” tegas Frans.
Prabowo memberikan contoh juga bagaimana Indonesia berjuang menggapai kemerdekaannya, dan apa yang dialami sewaktu jaman kolonial, serta pesan penting lain bahwa tidak boleh ada lagi negara yang mem-bully negara lain.
“Jadi menurut pengamatan saya komunikasi politik Presiden Prabowo sudah sangat baik, bahasanya juga sangat diplomatis, menggambarkan suatu keadaan juga sangat jelas, pesan yang disampaikan juga sangat jelas, dan posisi Indonesia juga sangat jelas,” katanya.
“Bagaimana Indonesia akan selalu bersama dengan PBB mewujudkan Keadilan, menjaga perdamaian dan selalu ikut serta dalam perdamaian dunia, ditambah lagi bahwa Indonesia selalu merupakan bagian besar dalam setiap misi keamanan PBB. Jadi pesan yang disampaikan sudah sangat konkret dan berhasil,” pungkas Frans.