Trump akan Bertemu Pejabat Indonesia dan Negara Muslim untuk Bahas Gaza

Yati Maulana | Selasa, 23/09/2025 22:05 WIB
Trump akan Bertemu Pejabat Indonesia dan Negara Muslim untuk Bahas Gaza Asap mengepul dari serangan Israel, ketika warga Palestina yang terusir bergerak ke selatan untuk mengungsi, di Jalur Gaza tengah, 22 September 2025. REUTERS

WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan para pemimpin dan pejabat dari berbagai negara mayoritas Muslim pada hari Selasa dan membahas situasi di Gaza, yang telah berada di bawah serangan gencar dari sekutu Washington, Israel.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Trump akan mengadakan pertemuan multilateral dengan Arab Saudi, UEA, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan. Seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Gaza akan dibahas.

Axios melaporkan bahwa Trump akan menyampaikan proposal perdamaian dan pemerintahan pascaperang di Gaza kepada kelompok tersebut.

Selain membebaskan sandera dan mengakhiri perang, Trump diperkirakan akan membahas rencana AS seputar penarikan pasukan Israel dan pemerintahan pascaperang di Gaza, tanpa keterlibatan Hamas, menurut Axios.

Washington ingin negara-negara Arab dan Muslim sepakat untuk mengirim pasukan militer ke Gaza guna memungkinkan penarikan Israel dan mengamankan pendanaan untuk program transisi dan pembangunan kembali, Axios melaporkan.

Trump akan berpidato di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Selasa, sehari setelah puluhan pemimpin dunia berkumpul di PBB untuk mendukung negara Palestina, sebuah langkah diplomatik penting yang telah berlangsung hampir dua tahun dalam perang Gaza yang menghadapi perlawanan sengit dari Israel dan Amerika Serikat.

Kedua negara mengatakan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian, tetapi Israel mengatakan pengakuan negara Palestina merupakan hadiah bagi ekstremisme.

Serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat seluruh penduduk Gaza mengungsi secara internal, dan memicu krisis kelaparan. Berbagai pakar hak asasi manusia, akademisi, dan penyelidikan PBB menilai hal itu merupakan genosida.

Israel menyebut tindakannya sebagai pembelaan diri setelah serangan Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Israel juga telah mengebom Iran, Lebanon, Yaman, Suriah, dan Qatar selama perangnya di Gaza. Trump telah menjanjikan akhir yang cepat dari perang di Gaza, tetapi resolusinya masih sulit dicapai setelah delapan bulan masa jabatannya.

Masa jabatan Trump dimulai dengan gencatan senjata selama dua bulan antara Israel dan Hamas, yang berakhir ketika serangan Israel menewaskan 400 warga Palestina pada 18 Maret. Baru-baru ini, gambar-gambar warga Palestina yang kelaparan, termasuk anak-anak, telah memicu kemarahan global terhadap serangan Israel di Gaza.

Pada bulan Februari, Trump mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS dan pemindahan permanen warga Palestina dari sana. Usulan tersebut dicap sebagai "pembersihan etnis" oleh para pakar hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pengusiran paksa adalah ilegal menurut hukum internasional. Trump menggambarkan rencana tersebut sebagai gagasan pembangunan kembali.