• News

Pekerja PT TPL Serang Warga di Simalungun, Puluhan Luka-luka

M. Habib Saifullah | Senin, 22/09/2025 17:37 WIB
Pekerja PT TPL Serang Warga di Simalungun, Puluhan Luka-luka Penyerangan Masyarakat Adat Sihaporas di Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun (Foto: Ist)

JAKARTA - Pekerja PT Toba Pulp Lestari (TPL) melakukan penyerangan kepada Masyarakat Adat Sihaporas di Buttu Pangaturan, Kabupaten Simalungun pada Senin 22 September 2025.

Akibat dari insiden ini puluhan orang luka-luka dan berbagai fasilitar warga rusak. Insiden bermula sekitar pukul 08.00 WIB, ketika sekitar 150 pekerja yang terdiri dari sekuriti, buruh harian lepas (BHL), dan sejumlah orang yang diduga preman bayaran mendatangi wilayah adat Sihaporas.

Mereka membawa potongan kayu panjang, tameng, dan mengenakan helm. Warga adat yang berjumlah sekitar 30 orang mencoba menghadang dan meminta diskusi, namun upaya itu ditolak.

"Dorong saja," kata pihak sekuriti PT TPL.

Ketika di dorong masyarakat mencoba menahan dan langsung di pukul menggunakan tongkat kayu dan di lempar batu, akibatnya masyarakat mengalami luka pukul dan lemparan batu. Untuk sementara ini, ada 5 orang warga yang mengalami luka-luka.

Beberapa saat kemudian, jumlah pekerja PT TPL yang datang bertambah hingga sekitar 1.000 orang. Mereka diduga melibatkan karyawan perusahaan, BHL, sekuriti, intel polisi, dan preman bayaran.

Dalam penyerangan itu, posko perjuangan masyarakat adat sihaporas dan 5 gubuk pertanian dibakar, empat rumah rusak, sepuluh sepeda motor dibakar, delapan sepeda motor lainnya dirusak, serta satu unit mobil Pickup ikut dibakar.

Barang pribadi warga seperti enam telepon genggam, satu laptop, dan satu mesin pencacah rumput juga ikut musnah.

Menurut catatan warga, sedikitnya 33 orang menjadi korban luka (18 Perempuan 15 Pria), termasuk lima perempuan dengan luka parah di bagian kepala, mulut, dan tubuh.

Seorang anak penyandang disabilitas juga dilaporkan dipukul di bagian kepala. Dari total korban, sepuluh orang mengalami luka serius, sementara 26 lainnya menderita luka memar dan lebam di kepala maupun badan.

Hingga tulisan ini ditulis, masyarakat adat Sihaporas masih bertahan di Buttu Pangaturan. Warga mengaku takut akan adanya penyerangan susulan karena rombongan pekerja PT TPL masih terlihat berkumpul di sekitar lokasi.