JAKARTA - Dalam ajaran Islam, ada sebuah doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika seorang Muslim menghadapi musibah, kehilangan, atau kabar duka. Doa tersebut dikenal sebagai doa Istirja.
Lafaznya berbunyi:
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali” (QS. Al-Baqarah: 156).
Ungkapan ini bukan hanya sekadar kalimat, melainkan sebuah pengakuan mendalam tentang kepasrahan, kesabaran, serta keikhlasan menerima setiap ketentuan Allah SWT. Kata “Istirja” sendiri berasal dari akar kata raja’a yang berarti kembali.
Doa ini mengingatkan bahwa semua yang ada di dunia hanyalah titipan, dan segala sesuatu pada akhirnya akan kembali kepada Sang Pencipta. Dengan membaca doa Istirja, seorang Muslim diingatkan untuk tetap lapang dada dalam menghadapi ujian, sekaligus menyadari bahwa kebahagiaan maupun kesedihan adalah bagian dari takdir Allah.
Amalan ini dianjurkan tidak hanya saat kematian atau bencana besar, tetapi juga ketika mendengar kabar buruk atau mengalami kesulitan hidup sehari-hari. Membaca Istirja membantu menenangkan hati, mengurangi rasa keterikatan pada dunia, serta menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan bersifat sementara.
Lebih dari itu, doa ini juga menjadi bentuk empati terhadap sesama yang sedang berduka. Dengan mengucapkannya, seorang Muslim menegaskan kembali bahwa kehidupan dunia fana, sementara akhirat adalah tempat kembali yang sesungguhnya.