JAKARTA - Sejarah awal dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah diwarnai dengan perjuangan yang penuh tantangan. Di tengah masyarakat Quraisy yang kukuh memegang tradisi jahiliah, risalah tauhid yang dibawa Rasulullah ditolak dengan keras.

Meski demikian, ada segelintir orang yang dengan sepenuh hati menerima kebenaran Islam sejak detik pertama risalah disampaikan.

Mereka adalah para sahabat yang kelak menjadi tiang penopang dakwah Islam. Di antara mereka ada lima sosok yang tercatat dalam sejarah sebagai orang-orang pertama yang masuk Islam.

Mulai dari Khadijah binti Khuwailid sang istri setia, Ali bin Abi Thalib sepupu yang masih belia, hingga Abu Bakar Ash-Shiddiq sahabat karib Nabi.

Berikut ini lima sahabat nabi yang memeluk Islam pertama:

1. Khadijah binti Khuwailid

Istri Nabi Muhammad SAW sekaligus orang pertama yang beriman setelah turunnya wahyu di Gua Hira. Khadijah menenangkan hati Nabi, meyakini kebenarannya sebagai utusan Allah, dan mendukung penuh perjuangannya. Keimanan Khadijah memberi kekuatan moral yang luar biasa di masa-masa awal dakwah.

2. Ali bin Abi Thalib

Sepupu Nabi yang masih belia, berusia sekitar sepuluh tahun saat menerima Islam. Meski muda, Ali menunjukkan keberanian besar untuk mengikuti risalah tauhid. Kelak, ia tumbuh menjadi sahabat mulia yang berperan penting dalam sejarah Islam, bahkan diangkat sebagai khalifah keempat.

3. Zaid bin Haritsah

Budak yang telah lama hidup bersama keluarga Nabi dan diangkat sebagai anak angkat Rasulullah SAW. Zaid dikenal setia dan penuh cinta kepada Nabi. Ia segera memeluk Islam tanpa keraguan, bahkan menjadi salah satu panglima perang pada masa Rasulullah.

4. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Sahabat karib Nabi sejak sebelum kerasulan. Abu Bakar dikenal jujur, cerdas, dan terpandang di kalangan Quraisy. Tanpa ragu ia menerima Islam dan menjadi penyokong utama dakwah. Banyak sahabat besar lain yang akhirnya masuk Islam melalui ajakan Abu Bakar, menjadikannya sosok kunci dalam perkembangan Islam awal.

5. Ummu Aiman (Barakah binti Tsa’labah)

Pengasuh Nabi sejak kecil yang sangat menyayanginya. Ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi, Ummu Aiman adalah di antara yang pertama percaya. Ia mendapat tempat istimewa dalam hati Rasulullah dan dikenal sebagai “ibu kedua” beliau.