BEIJING - Tiongkok atau China menyebut kesepakatan kerangka kerja yang dicapai di Madrid untuk mengalihkan kepemilikan aplikasi video pendek TikTok ke AS sebagai "saling menguntungkan". China juga mengatakan akan meninjau ekspor teknologi dan lisensi kekayaan intelektual TikTok, dalam editorial media pemerintah.
Investor di kedua sisi Pasifik kini menunggu panggilan telepon yang dijadwalkan pada hari Jumat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk mengonfirmasi kesepakatan tersebut.
Kemajuan atas aplikasi media sosial populer ini—yang memiliki 170 juta pengguna di AS—dipandang sebagai kunci untuk memfasilitasi perundingan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang karena dua ekonomi terbesar dunia tersebut memetakan jalur untuk melampaui gencatan senjata tarif mereka saat ini.
Reuters telah melaporkan bahwa kesepakatan tersebut, yang mengalihkan aset TikTok di AS kepada pemilik di AS dari Bytedance Tiongkok, serupa dengan kesepakatan yang dibuat awal tahun ini, tetapi dibatalkan setelah Trump mengumumkan tarif tinggi untuk barang-barang Tiongkok.
"Tiongkok mencapai konsensus yang relevan dengan Amerika Serikat mengenai isu TikTok karena didasarkan pada prinsip saling menghormati, koeksistensi damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan," demikian pernyataan resmi People`s Daily dalam sebuah komentar.
Artikel tersebut diberi label "Zhong Sheng" atau "Suara Tiongkok", sebuah istilah yang digunakan surat kabar Partai Komunis yang berkuasa untuk mengekspresikan pandangan tentang kebijakan luar negeri.
"Tiongkok akan meninjau hal-hal terkait ekspor teknologi TikTok dan lisensi kekayaan intelektual sesuai dengan hukum," tambah komentar tersebut.
Setelah bertemu dengan para negosiator Tiongkok di Madrid awal pekan ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan batas waktu 17 September yang dapat mengganggu aplikasi tersebut di AS dapat diperpanjang 90 hari agar kesepakatan dapat diselesaikan, tanpa memberikan detail lebih lanjut.