• Oase

Istri atau Anak, Mana yang Lebih Utama?

Vaza Diva | Kamis, 18/09/2025 19:20 WIB
Istri atau Anak, Mana yang Lebih Utama? Ilustrasi - suami dan istri (Foto: Istockphoto)

JAKARTA - Dalam kehidupan rumah tangga, seorang Muslim memiliki berbagai tanggung jawab terhadap anggota keluarganya, baik istri maupun anak-anak. Pertanyaan yang sering muncul adalah: mana yang lebih utama untuk diperhatikan, anak atau istri?

Islam menekankan prinsip keseimbangan dalam memenuhi hak dan kewajiban keluarga. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya memperhatikan hak semua anggota keluarga, termasuk istri dan anak.

Keduanya memiliki hak yang wajib dipenuhi oleh kepala keluarga, baik dalam hal nafkah, kasih sayang, maupun perhatian.

Seorang suami berkewajiban memberikan nafkah, perlindungan, dan kasih sayang kepada istrinya. Istri berhak mendapatkan perhatian dan penghormatan dari suami sebagai bagian dari membina rumah tangga yang harmonis. Rasulullah SAW bersabda:

«خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ»

(“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya.” — HR. Tirmidzi)

Anak-anak juga memiliki hak yang harus dipenuhi, termasuk pendidikan, perlindungan, dan kasih sayang. Orang tua berkewajiban membimbing anak agar tumbuh menjadi generasi yang berakhlak mulia dan bertakwa. Islam menekankan agar kebutuhan anak tidak diabaikan dalam pengelolaan rumah tangga.

Dalam menentukan prioritas antara anak atau istri, para ulama menekankan konteks situasi. Misalnya, jika seorang anak berada dalam bahaya yang mengancam nyawanya, maka membantu anak menjadi prioritas.

Namun dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari, seorang suami tidak boleh mengabaikan istri demi anak atau sebaliknya. Prinsip utama adalah keseimbangan dan keadilan.

Islam mengajarkan bahwa keduanya memiliki hak yang harus dipenuhi. Tidak ada ketentuan mutlak yang menyatakan satu lebih utama daripada yang lain secara keseluruhan. Yang terpenting adalah seorang kepala keluarga bijak dalam membagi perhatian, waktu, dan nafkah sesuai kebutuhan masing-masing.

Rumah tangga yang harmonis tercipta ketika hak anak dan istri terpenuhi secara seimbang, disertai kasih sayang dan tanggung jawab yang dijalankan dengan penuh kesadaran.

Dengan memahami prinsip ini, seorang kepala keluarga dapat membina keluarga yang harmonis, penuh cinta, dan sesuai ajaran Islam, sehingga seluruh anggota keluarga merasa dihargai dan terlindungi.