• Ototekno

Begini Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Tiap 11 September

M. Habib Saifullah | Kamis, 11/09/2025 11:50 WIB
Begini Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Tiap 11 September Ilustrasi mendengarkan radio (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Setiap tanggal 11 September, bangsa Indonesia memperingati Hari Radio Nasional. Peringatan ini tidak lepas dari sejarah panjang berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI) yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Radio saat itu bukan hanya media hiburan, tetapi juga alat perjuangan yang menghubungkan informasi antara pemerintah dan rakyat di masa-masa awal Republik.

Sejarah Hari Radio Nasional berawal dari keputusan para tokoh radio di delapan stasiun radio di Jawa yang berkumpul pasca-Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Peringatan itu berawal dari peristiwa bersejarah usai berhentinya siaran radio Hoso Kyoku pada 19 Agustus 1945. Sejak itu, masyarakat Indonesia kehilangan sumber informasi penting.

Di saat bersamaan, radio-radio luar negeri justru menyiarkan kabar jika pasukan Inggris atas nama Sekutu akan menguasai Jawa dan Sumatera. Kondisi tersebut mendorong para tokoh yang pernah aktif pada masa pendudukan Jepang mendirikan lembaga radio nasional.

Pada tanggal 11 September 1945 pukul 17.00, delapan orang perwakilan bekas Hoso Kyoku mengadakan pertemuan dengan pemerintah di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon. Kedelapan tokoh itu adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.

Dari rapat itulah, Abdulrahman ditetapkan sebagai pemimpin RRI pertama. Tanggal inilah yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Radio Nasional sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT) RRI.

Sejak saat itu, RRI menjadi wadah dalam menyebarkan informasi mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Radio menyiarkan pidato-pidato pemimpin bangsa, berita tentang perlawanan rakyat terhadap penjajah, hingga informasi penting yang membangkitkan semangat nasionalisme.

Peran radio di masa revolusi inilah yang menjadikannya bagian penting dari sejarah komunikasi dan perjuangan Indonesia.