• Oase

Koruptor yang Wafat Tidak Perlu Disalatkan, Ini Kata Ulama

M. Habib Saifullah | Kamis, 11/09/2025 11:16 WIB
Koruptor yang Wafat Tidak Perlu Disalatkan, Ini Kata Ulama Ilustrasi tindak korupsi (Foto: Unsplash/Sasun Bughdaryan)

JAKARTA - Kasus korupsi di Indonesia yang melibatkan pada pejabat negara seakan tiada habisnya. Selesai satu kasus, lalu kasus lainnya menyusul silih berganti.

Uang negara yang ditilep pun tidak main-main, mulai dari nilai yang kecil hingga ratusan triliun pun gaib entah kemana dan digunakan untuk keperluan apa.

Padahal berdasarkan data survei Pew Research Center dan jumlah populasi dari World Bank, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara yang paling sering berdoa, yaitu sekitar 95 persen.

Namun tahukah kamu, ada sebuah dalil yang menyebutkan bahwa seorang koruptor yang melakukan tindak korupsi ketika wafat jenazahnya tidak perlu disalatkan.

Hal ini disampaikan oleh seorang ulama sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dua periode masa khidmat 2010–2021, K.H. Said Aqil Siroj.

"Orang yang merusak, menghancurkan kehidupan negara bukan hanya merugikan dia menghancurkan. Buang, disalib, dipotong dua tangan, dua kaki, tidak usah disalatkan, kalau sifatnya menghancurkan," kata Said Aqil dalam sebuah tayangan video instagram, dikutip dari @nahdliyincom.

Hadis Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa pengkhianat akan mendapatkan azab kubur yang sangat pedih. Para koruptor disebut akan disiksa dengan harta haram yang mereka makan, karena setiap suap nasi dari hasil korupsi akan berubah menjadi api di akhirat.

Ulama juga mengingatkan, pemimpin atau pejabat yang zalim akan disempitkan kuburnya, dipukul malaikat Munkar dan Nakir, serta dihadapkan pada jeritan rakyat yang dizalimi akibat perbuatannya.

Bukan hanya itu, Banyak ulama menekankan bahwa harta hasil korupsi tidak hanya haram, tetapi juga menjadi penghalang bagi pelakunya untuk masuk surga. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan, koruptor dan pengkhianat amanah akan terhalang mencium bau surga yang jaraknya sejauh perjalanan ratusan tahun.