JAKARTA - Sosok Anna Wintour disindir sebagai bos majalah mode yang kejam dan berdarah dingin di film The Devil Wears Prada. Sosok bos kejam itu diperankan apik oleh Meryl Streep.

Lantas bagaimana perasaan sesungguhnya Anna Wintour selama puluhan tahun sejak film itu dirilis?

Dulu, saat ikon mode Anna Wintour ditanya tentang Miranda Priestley, editor majalah yang "kejam dan berdarah dingin" yang lama diasumsikan meniru dirinya dalam The Devil Wears Prada, ia pada dasarnya akan menjawab dengan menggunakan salah satu kalimat Miranda yang paling sering dikutip: "Silakan bosankan orang lain dengan pertanyaan-pertanyaan Anda."

Namun, saat legenda industri majalah berusia 75 tahun ini beralih dari peran yang melambungkan namanya menjadi terkenal, yakni pemimpin redaksi Vogue, ia mulai terbuka tentang perbandingan yang terus menghantuinya selama bertahun-tahun.

"Saya pergi ke pemutaran perdana mengenakan Prada, sama sekali tidak punya gambaran tentang apa film itu nantinya," candanya kepada Editor New Yorker David Remnick pada episode podcast The New Yorker Radio Hour hari Jumat (5/9/2025).

"Saya rasa industri mode sangat peduli terhadap saya tentang film itu, karena film itu akan menggambarkan saya dalam sudut pandang yang sulit," lanjutnya.

"Kartun," imbuh Remnick, membuat Anna Wintour mengangguk.

"Ya, karikatur." Tapi bukan itu yang ia rasakan setelah menonton filmnya.

"Pertama-tama, Meryl Streep, yang, fantastis," kata Anna Wintour, seraya menambahkan bahwa serigala jahat yang menjadi pemeran pengganti Vogue di film tahun 2006, Runway Magazine, diperankan oleh pemenang Oscar tersebut.

"Lalu saya menonton filmnya, dan saya merasa sangat menikmatinya. Filmnya sangat lucu."

Anna Wintour menceritakan bahwa dia masih banyak berbicara tentang film tersebut dengan Miuccia Prada, kepala desainer di rumah mode ternama Italia dan cucu dari pendirinya, Mario Prada.

"Saya katakan padanya, `Wah, itu sangat baik untukmu,` dan kamu bisa bayangkan apa yang dia katakan kembali.`"

The Devil Wears Prada meraih sukses besar saat dirilis, meraup $326 juta di seluruh dunia dengan anggaran sekitar $35 juta.

Seiring waktu, film ini semakin melekat dalam kesadaran budaya Amerika, melahirkan meme, moto, dan tren media sosial baru setiap tahunnya.

Anna Wintour telah menghabiskan dua dekade terakhir menghindari pertanyaan-pertanyaan seputar The Devil Wears Prada sebisa mungkin, dan mengatakan kepada BBC tahun lalu dengan gaya khasnya bahwa "penonton dan orang-orang yang bekerja dengan sayalah yang harus memutuskan apakah ada kesamaan antara saya dan Miranda Priestly."

Maju cepat sembilan bulan dan banyak hal telah berubah dalam kehidupan Anna Wintour; sementara dia akan tetap menjadi direktur editorial global Vogue dan kepala konten untuk perusahaan induknya, Condé Nast, Anna Wintour menunjuk Chloe Malle, putri aktris Candice Bergen dan sutradara Louis Malle, untuk menggantikannya sebagai kepala operasi sehari-hari edisi Amerika.

"Pada akhirnya," renungnya kepada Remnick, "filmnya penuh humor, penuh kecerdasan, ada Meryl Streep. Maksudku, ada Emily Blunt. Mereka semua luar biasa. Dan pada akhirnya, kupikir itu pilihan yang adil."

Dunia The Devil Wears Prada juga banyak berubah. Setelah bertahun-tahun penggemar menantikan sekuelnya, akhirnya Miranda yang lebih hebat akan segera hadir.

Meryl Streep, Emily Blunt, dan Anne Hathaway sudah kembali memerankan karakter mereka, mengulangi peran mereka untuk The Devil Wears Prada 2.

David Frankel, yang menyutradarai film pertama, telah kembali untuk memimpin sekuelnya dengan bintang-bintang asli Stanley Tucci dan Tracie Thoms juga ikut serta. Meskipun Adrian Grenier, yang memerankan pacar karakter Hathaway, tidak akan kembali, laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa bintang-bintang seperti Kenneth Branagh, Lucy Liu, Justin Theroux, dan BJ Novak, mungkin akan bergabung dengan para pemain. (*)