JAKARTA - Memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam di berbagai penjuru biasanya tidak hanya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memperbanyak amalan sunnah.

Salah satu ibadah sunnah yang banyak dijalankan adalah puasa Senin-Kamis. Ibadah ini memiliki kedudukan istimewa karena rutin dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hari Senin dipilih lantaran bertepatan dengan hari kelahiran beliau, sedangkan hari Kamis dipercaya sebagai saat di mana catatan amal manusia diangkat dan diserahkan kepada Allah SWT.

Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Senin-Kamis cukup dihadirkan di dalam hati sebelum memasuki waktu imsak. Meski demikian, sebagian ulama membolehkan untuk melafalkan niat secara lisan agar terasa lebih mantap.

Untuk hari Senin, lafal niatnya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta‘ala

Artinya: Saya niat berpuasa sunnah pada hari Senin karena Allah Ta‘ala).

Sementara untuk hari Kamis, lafal niatnya berbunyi:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta‘ala

Artinya: Saya niat berpuasa sunnah pada hari Kamis karena Allah Ta‘ala).